Tafsiran 1Timotius 4:10
Thursday, September 20, 2018
Add Comment
Pdt.Budi Asali, M.Div.
1Timotius 4:10 - “Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena
kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang
percaya”.
1. Penafsiran Arminian tentang 1Tim 4:10.
Adam Clarke: “‘Who is the Saviour of all men’. Who has provided
salvation for the whole human race, and has freely offered it to them in his
word and by his Spirit. ‘Specially of those that believe’. What God intends for
ALL, he actually gives to them that believe in Christ, who died for the sins of
the world, and tasted death for every man. As all have been purchased by his
blood so all may believe; and consequently all may be saved. Those that perish,
perish through their own fault” (= ‘Yang adalah Juruselamat
dari semua manusia’. Yang telah menyediakan keselamatan untuk seluruh umat manusia,
dan telah menawarkannya secara cuma-cuma kepada mereka dalam firmanNya dan oleh
RohNya. ‘Khususnya dari mereka yang percaya’. Apa yang Allah maksudkan untuk SEMUA, Ia betul-betul memberikannya kepada mereka yang percaya kepada Kristus, yang mati untuk dosa-dosa dunia, dan merasakan kematian untuk setiap orang. Karena semua
telah dibeli oleh darahNya maka semua
bisa percaya; dan karena itu semua
bisa diselamatkan. Mereka
yang binasa, binasa karena kesalahan mereka sendiri) - hal 603.
Keberatan: kalau Allah hanya
menyediakan keselamatan itu tetapi orang-orang itu tidak menerimanya (tidak
percaya kepada Kristus), bagaimana Allah bisa disebut sebagai Juruselamat
mereka?
Lenski: “All that we have
said regarding ‘Savior’ in 1:1 and 2:3 might be repeated here. He wants all men
to be saved (2:3) and is thus called ‘Savior of all men.’ We know why so many
are not saved (Matt. 23:37). Therefore Paul adds: ‘especially of believers’
just as in 1:1 he says ‘our Savior,’ and in 2:3: ‘he wants all men to come to
realization of truth.’ This does not mean that his will to save some men is
stronger than his will to save others, or that there is a duality in God’s
antecedent will (Calvin). Μάλιστα, ‘especially,’
pertains to ‘believers’ because God’s good and gracious saving will is being
accomplished in them and is not frustrated by obdurate unbelief. Paul is
thinking not only of the believers already brought to a realization of the saving
gospel truth, to godliness and to its sure and certain promise, but also of all
believers of the future” [= Semua yang telah kami katakan berkenaan dengan
‘Juruselamat’ dalam 1:1 dan 2:3 bisa diulang di sini. Ia
menginginkan semua manusia diselamatkan (2:3) dan karena itu disebut
‘Juruselamat semua manusia’. Kita tahu mengapa
begitu banyak orang tidak diselamatkan (Mat 23:37). Karena itu, Paulus
menambahkan kata-kata ‘terutama mereka yang percaya’ sama seperti dalam 1:1 ia
berkata ‘Juruselamat kita’, dan dalam 2:3: ‘Ia menghendaki semua orang
memperoleh pengetahuan akan kebenaran’. Ini tidak
berarti bahwa kehendakNya untuk menyelamatkan sebagian orang lebih kuat dari
pada kehendakNya untuk menyelamatkan orang-orang lain, atau bahwa di sana ada
suatu dualisme dalam kehendak Allah yang mendahului (Calvin). Μάλιστα (MALISTA),
‘terutama / khususnya’, menyinggung ‘orang-orang percaya’ karena kehendak yang
baik dan murah hati yang menyelamatkan dari Allah sedang digenapi dalam mereka
dan tidak digagalkan oleh ketidak-percayaan yang keras kepala. Paulus sedang memikirkan
bukan hanya tentang orang-orang percaya yang sudah dibawa kepada suatu
realisasi tentang kebenaran injil yang menyelamatkan, pada kesalehan dan pada
janji yang pasti, tetapi juga tentang semua orang-orang percaya dari masa yang
akan datang].
1Tim 1:1 - “Dari Paulus,
rasul Kristus Yesus menurut perintah Allah,
Juruselamat kita, dan Kristus Yesus, dasar pengharapan kita,”.
1Tim 2:3-4 - “(3)
Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah,
Juruselamat kita, (4) yang
menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan
kebenaran”.
Mat 23:37 - “‘Yerusalem,
Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang
yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu
mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di
bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau”.
2. Penafsiran Reformed tentang 1Tim 4:10.
Tentang 1Tim 4:10 ini, John
Owen berkata:
“That
God the Father is often called Saviour I showed before, and that he is
here intended, as is agreed upon by all sound interpreters, so also it is clear
from the matter in hand, which is the protecting providence of God, general
towards all, special and peculiar towards his church” (= Bahwa Allah Bapa sering disebut Juruselamat telah saya
tunjukkan sebelumnya, dan bahwa di sini Ialah yang dimaksudkan, seperti yang
disetujui oleh semua penafsir yang sehat; dan juga merupakan sesuatu yang jelas
dari persoalan yang sedang kita tangani, yang merupakan providensia Allah yang melindungi, secara umum bagi semua
orang, secara khusus dan khas bagi gerejaNya) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 190.
John Owen melanjutkan: “For
the subject, ‘He,’ it is God the Father, and not Christ the mediator; and for
the predicate, it is a providential preservation, and not a purchased salvation
that is intimated; - that is, the providence of God protecting and
governing all, but watching in an especial manner for the good of them that are
his”
(= Untuk subyeknya, ‘Ia’ adalah Allah Bapa, dan
bukan Kristus sang Pengantara; dan untuk
predikatnya, itu adalah pemeliharaan yang bersifat providensial, dan bukan
menyatakan suatu keselamatan yang dibeli; - yaitu,
providensia Allah yang melindungi dan memerintah semua, tetapi menjaga
dengan cara yang khusus demi kebaikan mereka yang adalah milikNya) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 191.
Jadi ada 2 hal yang
ditekankan oleh John Owen dalam kedua kutipan di atas, yaitu:
a. Subyek dari ayat itu bukanlah Yesus tetapi Bapa.
b. Kata ‘Juruselamat’ di sini bukanlah dalam
persoalan keselamatan rohani, tetapi keselamatan jasmani / duniawi.
Calvin mempunyai pandangan /
penafsiran yang sama dengan Owen.
Calvin: “the
word swthr is here a general term, and denotes
one who defends and preserves. He means that the kindness of God extends to all
men”
[= kata swthr (SOTER -
Juruselamat) di sini merupakan suatu
istilah yang bersifat umum, dan menunjuk pada seseorang yang mempertahankan / membela dan
memelihara. Ia memaksudkan bahwa kebaikan Allah menjangkau semua
manusia] -
hal 112.
Calvin:
“The word ‘Saviour’ is not here taken in what we call
its proper and strict meaning, in regard to the eternal salvation which God
promises to his elect, but it is taken for one who delivers and protects. ...
In this sense he is called ‘the Saviour of all men;’ not in regard to the
spiritual salvation of their souls, but because he supports all his creatures.
In this way, therefore, our Lord is the Saviour of all men; that is, his
goodness extends to the most wicked, who are estranged from him” (= Kata ‘Juruselamat’ di sini tidak diambil dalam arti sebenarnya dan ketat, berkenaan
dengan keselamatan kekal yang dijanjikan Allah kepada orang-orang pilihanNya,
tetapi menunjuk
kepada seseorang yang membebaskan dan melindungi. ... Dalam arti ini
Ia disebut ‘Juruselamat semua manusia’; bukan
berkenaan dengan keselamatan rohani dari jiwa-jiwa mereka, tetapi
karena Ia menyokong
semua makhluk ciptaanNya. Dengan cara ini Tuhan kita adalah
Juruselamat semua manusia; yaitu, kebaikanNya menjangkau orang-orang yang
paling jahat, yang jauh dari Dia) - hal 111-112 (footnote).
William Hendriksen
memberikan bermacam-macam penafsiran tentang ayat ini dengan jawaban dari
pihaknya, yaitu:
a. Allah adalah Juruselamat dari semua manusia,
dalam arti bahwa pada akhirnya Ia betul-betul menyelamatkan semua manusia
(Universalisme).
Bantahannya:
·
Universalisme bertentangan dengan ajaran Kitab Suci.
·
Kata-kata ‘terutama
mereka yang percaya’ pada akhir dari 1Tim 4:10 itu menjadi tidak ada artinya.
1Tim 4:10 - “Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena
kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang
percaya”.
b. Allah betul-betul memberikan keselamatan kepada
semua golongan manusia.
Bantahannya: ini juga tak sesuai dengan
kata-kata ‘terutama mereka yang percaya’ pada akhir dari ayat ini.
c. Allah menginginkan / menghendaki keselamatan
semua manusia, tetapi kehendakNya digagalkan oleh ketidak-percayaan. Ini
merupakan tafsiran Arminian, seperti yang diberikan oleh Adam Clarke dan Lenski
di atas.
Bantahannya:
·
text ini mengatakan bahwa Allah adalah Juruselamat, berarti seharusnya
Ia betul-betul menyelamatkan.
·
kehendak / rencana Allah tidak mungkin gagal (bdk. Ayub 42:2 Yes 14:24,26-27 Yes 46:10-11).
d. Allah mampu
menyelamatkan semua manusia; tetapi hanya orang-orang percaya yang betul-betul
Ia selamatkan.
Bantahannya: text itu mengatakan bahwa
Allah adalah Juruselamat semua manusia [Lit: ‘who is the Saviour of all men’ (= yang adalah Juruselamat
semua manusia)], bukannya sekedar mampu
menyelamatkan semua manusia.
Lalu Hendriksen mengatakan
bahwa untuk mengerti ayat ini kita harus mempelajari arti dari kata ‘Juruselamat’, dan ia lalu menunjukkan sederetan
ayat-ayat yang dalam LXX / Septuaginta (Perjanjian Lama berbahasa Yunani)
menggunakan kata SOTER (= Juruselamat), yaitu:
¨
Hak 3:9 - “Lalu berserulah orang Israel kepada
TUHAN, maka TUHAN membangkitkan seorang penyelamat bagi orang Israel, yakni Otniel, anak Kenas adik Kaleb”.
¨
Neh 9:27 - “Lalu Engkau menyerahkan mereka ke
tangan lawan-lawan mereka, yang menyesakkan mereka. Dan pada waktu kesusahan
mereka berteriak kepadaMu, lalu Engkau mendengar dari langit dan karena kasih
sayangMu yang besar Kauberikan kepada mereka orang-orang yang menyelamatkan mereka dari tangan lawan mereka”.
¨
Obaja 21 - “Penyelamat-penyelamat akan naik ke atas gunung Sion untuk
menghukumkan pegunungan Esau; maka Tuhanlah yang akan empunya kerajaan itu”.
¨
Ul 32:15 - “Lalu menjadi gemuklah Yesyurun, dan
menendang ke belakang, - bertambah gemuk engkau, gendut dan tambun - dan ia
meninggalkan Allah yang telah menjadikan dia, ia memandang rendah gunung
batu keselamatannya [Lit: ‘the
rock of his Saviour’ (= batu karang Juruselamatnya)]”.
Catatan: perhatikan bahwa dalam
ayat-ayat di atas kata SOTER (= Juruselamat) tidak digunakan dalam hubungannya
dengan keselamatan rohani / hidup yang kekal,
tetapi dalam hubungannya dengan keselamatan jasmani /
duniawi / sementara.
Ayat-ayat lain yang bisa
diperhatikan dalam persoalan ini adalah: Yes 43:3,11 Yes 45:15,21
Yes 49:26 Yes 60:16 Yer 14:8
Hos 13:4.
Hendriksen juga mengatakan
bahwa Allah sering disebut sebagai Juruselamat, karena Ia telah
menyelamatkan Israel dari Mesir, seperti dalam:
*
Maz 25:5 - “Bawalah aku berjalan dalam kebenaranMu
dan ajarlah aku, sebab Engkaulah
Allah yang menyelamatkan aku [NIV: ‘you are God my Saviour’ (= Engkau adalah Allah Juruselamatku)],
Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari”.
*
Maz 106:21 - “Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal yang
besar di Mesir”.
Tetapi Ia ‘tidak berkenan kepada bagian yang
terbesar dari mereka’ (1Kor 10:5).
William Hendriksen lalu mengatakan: “In a sense, therefore, he was the Saviour or Soter of
all, but especially of those who believed. With the latter, with them alone, he
was ‘well pleased.’” (= Karena itu, dalam
arti tertentu Ia adalah Juruselamat atau SOTER dari semua,
tetapi terutama dari mereka yang percaya.
Hanya kepada yang terakhir inilah Ia berkenan) - hal 155.
Hendriksen juga menyoroti
Yes 63:8-10 - “(8)
Bukankah Ia berfirman:
‘Sungguh, merekalah umatKu, anak-anak yang tidak akan berlaku curang,’ maka Ia
menjadi Juruselamat mereka (9) dalam segala kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia
sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam
kasihNya dan belas kasihanNya. Ia mengangkat dan menggendong mereka selama
zaman dahulu kala. (10) Tetapi
mereka memberontak dan mendukakan Roh KudusNya; maka Ia berubah menjadi musuh
mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka”.
Ayat ini juga menunjukkan
bahwa sekalipun orang-orang yang dibicarakan itu mempunyai Allah sebagai Juruselamat mereka (dalam persoalan jasmani),
tetapi mereka tidak diselamatkan (secara rohani).
Hendriksen lalu menyimpulkan: “According to the Old Testament, then, God is Soter not
only of those who enter his everlasting kingdom but in a sense also of
others, indeed, of all those whom he delivers from temporary disaster” [= Jadi, menurut
Perjanjian Lama Allah adalah SOTER (Juruselamat) bukan
hanya dari mereka yang memasuki kerajaanNya yang kekal, tetapi dalam
arti tertentu juga dari orang-orang lain, dari semua mereka yang Ia bebaskan dari bencana sementara] - hal 155.
Ia menambahkan lagi bahwa
baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru kebaikan Allah ditunjukkan
kepada semua orang dan bahkan kepada binatang dan tanaman (Maz 36:7 Maz 104:25-28
Maz 145:9,16,17
Yun 4:10-11 Mat 5:45 Luk 6:35
Kis 17:25,28).
William Hendriksen: “In the New Testament this teaching is continued, ... He preserves, delivers, and in that sense
‘saves,’ and that ‘saving’ activity is by no means confined to the elect! On the Voyage Dangerous (to Rome) God
‘saved’ not only Paul but all those who were with him (Acts 27:22,31,44)”
[= Dalam Perjanjian Baru ajaran ini dilanjutkan, ... Ia memelihara, membebaskan, dan dalam arti itu
‘menyelamatkan’, dan aktivitas ‘penyelamatan’ itu sama sekali tidak terbatas
pada orang-orang pilihan! Dalam pelayaran yang berbahaya ke Roma,
Allah ‘menyelamatkan’ bukan hanya Paulus tetapi semua mereka yang ada bersama
dengan dia (Kis 27:22,31,44)] - hal 155.
Bdk. Kis 27:22,31,44 - “(22) Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku
menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara kamu yang
akan binasa, kecuali
kapal ini. ... (31) Karena itu Paulus berkata kepada perwira dan
prajurit-prajuritnya: ‘Jika mereka tidak tinggal di kapal, kamu tidak mungkin selamat.’ ... (44) dan supaya orang-orang
lain menyusul dengan mempergunakan papan atau pecahan-pecahan kapal.
Demikianlah mereka semua selamat
naik ke darat”.
William Hendriksen: “This is really all that is needed in clarification of
our present passage, 1Tim 4:10. What the apostle teaches amounts, accordingly,
to this, ‘We have our hope set on the living God, and in this hope we shall not
be disappointed, for not only is he a kind God, hence the Soter (Perserver,
Deliverer) of all men, showering blessings upon them, but he is in a very
special sense the Soter (Savior) of those who by faith embrace him and his
promise, for to them he imparts salvation, everlasting life in all its
fulness’” [= Inilah yang dibutuhkan dalam penjelasan
tentang text kita saat ini, 1Tim 4:10. Apa yang diajarkan oleh sang rasul
adalah ini: ‘Kami meletakkan pengharapan kami pada Allah yang hidup, dan dalam
pengharapan ini kami tidak akan dikecewakan, karena Ia bukan hanya merupakan
Allah yang baik, yang merupakan SOTER (Pemelihara, Pembebas) dari
semua orang, yang mencurahkan berkatNya kepada mereka,
tetapi dalam arti yang sangat khusus Ia adalah SOTER (Juruselamat) dari mereka
yang dengan iman memeluk Dia dan janjiNya, karena kepada
mereka Ia memberikan keselamatan, hidup yang kekal dalam seluruh kepenuhannya’] - hal 156.
Kesimpulan:
kata SOTER bisa menunjuk pada Juruselamat dalam keselamatan jasmani, bisa juga menunjuk pada Juruselamat dalam
keselamatan rohani. Dalam arti pertama, Allah adalah SOTER dari semua orang. Dalam arti kedua Allah hanyalah SOTER dari
orang-orang pilihan. Karena itulah maka ada kata-kata ‘terutama
mereka yang percaya’.
0 Response to "Tafsiran 1Timotius 4:10"
Post a Comment