Tafsiran Ibrani 7: 4-8 - Perpuluhan
Sunday, September 23, 2018
Add Comment
Pdt.Budi Asali, M.Div.
Tafsiran Ibrani 7: 4-8 - Perpuluhan. J. Vernon McGee (tentang Ibrani 7:5): “In Abraham the sons of Levi, who were descended from Abraham, paid tithes to Melchizedek. This shows that Melchizedek was superior to Aaron and his family. My friend, one of the ways in which you recognize the lordship of Jesus Christ is by coming and making a gift to Him. Every gift ought to be more than just to a church or to some other ministry; it should be a gift to the Lord Jesus Christ. You recognize His lordship, and you are a priest worshiping when you bring a gift to Him.” [= Dalam Abraham anak-anak Lewi, yang diturunkan dari Abraham, memberikan persembahan persepuluhan kepada Melkisedek. Ini menunjukkan bahwa Melkisedek lebih tinggi dari Harun dan keluarganya. Sahabatku, salah satu cara dalam mana engkau mengakui keTuhanan dari Yesus Kristus adalah dengan datang dan memberi pemberian kepada Dia. Setiap pemberian seharusnya harus lebih dari sekedar kepada suatu gereja atau suatu pelayanan yang lain; itu harus merupakan suatu pemberian kepada Tuhan Yesus Kristus. Engkau mengakui keTuhananNya, dan engkau adalah seorang imam yang sedang berbakti / menyembah pada waktu engkau membawa suatu pemberian kepada Dia.] - Libronix.
Catatan: sebetulnya penafsir ini tak memberikan argumentasi tentang persembahan persepuluhan, tetapi kutipan ini saya berikan di sini hanya karena saya menganggap kata-katanya bagus.
Sekarang kita lihat exposisi Calvin tentang Ibr 7 berkenaan dengan persembahan persepuluhan.
Calvin (tentang Ibr 7:4): “‘Now consider,’ etc. This is the fourth comparison between Christ and Melchisedec, that Abraham presented tithes to him. But though tithes were instituted for several reasons, yet the Apostle here refers only to what serves his present purpose. One reason why tithes were paid to the Levites was, because they were the children of Abraham, to whose seed the land was promised. It was, then, by a hereditary right that a portion of the land was allotted to them; for as they were not allowed to possess land, a compensation was made to them in tithes. There was also another reason, - that as they were occupied in the service of God and the public ministry of the Church, it was right that they should be supported at the public cost of the people. Then the rest of the Israelites owed them tithes as a remuneration for their work. But these reasons bear not at all on the present subject; therefore, the Apostle passes them by. The only reason now alleged is, that as the people offered the tithes as a sacred tribute to God, the Levites only received them. It hence appears that it was no small honor that God in a manner substituted them for himself. ... Then the argument is this, - Abraham, who excelled all others, was yet inferior to Melchisedec; then Melchisedec had the highest place of honor, and is to be regarded as superior to all the sons of Levi. The first part is proved, for what Abraham owed to God he gave to Melchisedec: then by paying him the tenth he confessed himself to be inferior.” [= ‘Sekarang pertimbangkanla h’ /
‘Camkanlah’, dst. Ini adalah perbandingan keempat antara Kristus dan
Melkisedek, bahwa Abraham memberikan persembahan persepuluhan kepada
dia. Tetapi sekalipun persembahan persepuluhan diadakan karena beberapa
alasan, tetapi sang Rasul di sini hanya menunjuk pada apa yang berguna
untuk tujuannya saat ini. Satu alasan mengapa persembahan persepuluhan
dibayarkan kepada orang-orang Lewi adalah, karena mereka adalah
anak-anak / keturunan Abraham, kepada keturunan siapa tanah itu
dijanjikan. Maka, adalah oleh hak keturunan bahwa sebagian dari tanah
itu dibagikan kepada mereka; tetapi karena mereka tidak diijinkan untuk
memiliki tanah, suatu kompensasi / penggantian kerugian dibuat bagi
mereka dalam persembahan persepuluhan. Disana juga ada alasan yang lain,
- bahwa karena mereka mengambil tempat dalam pelayanan Allah dan
pelayanan umum dari Gereja, adalah benar bahwa mereka harus ditopang /
disokong oleh pengeluaran umum dari bangsa itu. Maka sisa dari bangsa
Israel berhutang persembahan persepuluhan kepada mereka sebagai suatu
balasan untuk pekerjaan mereka. Tetapi alasan-alasan ini sama sekali
tidak berhubungan dengan pokok saat ini; karena itu, sang Rasul
melewatinya. Satu-satunya alasan yang sekarang dinyatakan adalah, bahwa
karena bangsa itu mempersembahkan persembahan persepuluhan sebagai suatu
upeti / penghormatan yang keramat / kudus kepada Allah, orang-orang
Lewi hanya menerimanya. Maka kelihatannya bukan suatu kehormatan yang
kecil bahwa Allah dengan suatu cara menggantikan mereka untuk diriNya
sendiri. ... Maka argumentasinya adalah ini, - Abraham, yang melampaui
semua yang lain, adalah lebih rendah dari Melkisedek; maka Melkisedek
mempunyai tempat tertinggi dari kehormatan, dan harus dianggap lebih
tinggi dari semua anak-anak / keturunan Lewi. Bagian pertama dibuktikan,
karena apa yang Abraham berhutang kepada Allah, ia berikan kepada
Melkisedek: maka dengan memberinya sepersepuluh ia mengakui dirinya
sendiri sebagai lebih rendah.].
Calvin (tentang Ibrani 7:5): “‘And verily they,’ etc. It would be more suitable to render the words thus, ‘because they are the sons of Levi.’ The Apostle indeed does not assign it as a reason that they received tithes because they were the sons of Levi; but he is comparing the whole tribe with Melchisedec in this way. Though God granted to the Levites the right of requiring tithes from the people, and thus set them above all the Israelites, yet they have all descended from the same parent; and Abraham, the father of them all, paid tithes to a priest of another race: then all the descendants of Abraham are inferior to this priest. Thus the right conferred on the Levites was particular as to the rest of their brethren; yet Melchisedec, without exception, occupies the highest place, so that all are inferior to him. Some think that the tenths of tenths are intended, which the Levites paid to the higher priests; but there is no reason thus to confine the general declaration. The view, then, I have given is the most probable.” [= ‘Dan sesungguhnya mereka’, dst. Adalah lebih cocok untuk menterjemahkan kata-kata itu demikian, ‘karena mereka adalah anak-anak Lewi’. Sang Rasul memang tidak memberikan itu sebagai suatu alasan bahwa mereka menerima persembahan persepuluhan karena mereka adalah anak-anak Lewi; tetapi ia sedang membandingkan seluruh suku dengan Melkisedek dengan cara ini. Sekalipun Allah memberikan kepada orang-orang Lewi hak untuk mendapatkan persembahan persepuluhan dari bangsa itu, dan dengan demikian meletakkan mereka di atas semua orang Israel, tetapi mereka semua telah diturunkan dari orang tua yang sama; dan Abraham, bapa dari mereka semua, memberikan persembahan persepuluhan kepada seorang imam dari bangsa yang lain: maka semua keturunan Abraham adalah lebih rendah dari imam ini. Demikianlah hak yang diberikan kepada orang-orang Lewi adalah khusus berkenaan dengan saudara-saudara
mereka; tetapi Melkisedek, tanpa kecuali, menempati tempat tertinggi,
sehingga semua adalah lebih rendah dari dia. Beberapa orang / sebagian
orang menganggap bahwa persembahan persepuluhan dari persembahan
persepuluhan yang dimaksudkan, yang orang-orang Lewi berikan kepada
imam-imam yang lebih tinggi; tetapi di sana tidak ada alasan untuk
membatasi pernyataan umum itu seperti itu. Maka, pandangan yang telah
saya berikan adalah yang paling memungkinkan.].
Calvin (tentang Ibrani 7:6): “‘Blessed him,’ etc. This is the fifth comparison between Christ and Melchisedec. The Apostle assumes it as an admitted principle that the less is blessed by the greater; and then he adds that Melchisedec blessed Abraham: hence the conclusion is that the less was Abraham. But for the sake of strengthening his argument he again raises the dignity of Abraham; for the more glorious Abraham is made, the higher the dignity of Melchisedec appears. For this purpose he says that Abraham had the promises; by which he means that he was the first of the holy race with whom God made the covenant of eternal life. It was not indeed a common honor that God chose him from all the rest that he might deposit with him the privilege of adoption and the testimony of his love. But all this was no hindrance that he should not submit himself in all his preeminence to the priesthood of Melchisedec. We hence see how great he was to whom Abraham gave place in these two things, - that he suffered himself to be blessed by him, and that he offered him tithes as to God’s vicegerent.” [= ‘Memberkati dia’, dst. Ini adalah perbandingan kelima antara Kristus dan Melkisedek. Sang Rasul menganggapnya sebagai suatu prinsip yang diterima / diakui bahwa yang lebih rendah diberkati oleh yang lebih tinggi; dan lalu ia menambahkan bahwa Melkisedek memberkati Abraham: maka kesimpulannya adalah bahwa yang lebih rendah adalah Abraham. Tetapi demi menguatkan argumentasinya ia lagi-lagi menaikkan kewibawaan dari Abraham; karena makin mulia Abraham dibuat, makin tinggi kewibawaan dari Melkisedek terlihat. Untuk tujuan ini ia berkata bahwa Abraham mempunyai janji-janji; dengan mana ia maksudkan bahwa ia adalah yang pertama dari bangsa yang kudus itu dengan siapa Allah telah membuat perjanjian tentang hidup yang kekal. Memang bukan suatu kehormatan yang umum bahwa Allah memilih dia dari semua sisanya supaya Ia bisa meletakkan / menempatkan dengan dia hak dari adopsi dan kesaksian dari kasihNya. Tetapi semua ini bukanlah halangan bahwa ia tidak boleh menundukkan dirinya sendiri dalam semua keunggulannya pada imamat dari Melkisedek. Maka kita melihat betapa besar ia terhadap siapa Abraham memberi tempat dalam dua hal ini, - bahwa ia membiarkan dirinya sendiri diberkati olehnya, dan bahwa ia memberikan persembahan persepuluhan kepadanya sebagai wakil Allah.].
Ibrani 7:8 - “Dan di sini manusia-manusia fana menerima persepuluhan, dan di sana Ia, yang tentang Dia diberi kesaksian, bahwa Ia hidup.”.
Catatan: Kata-kata ‘Dia’ dan ‘Ia’ tak seharusnya diawali dengan huruf besar karena kedua kata ini menunjuk kepada Melkisedek, bukan kepada Kristus.
KJV: ‘And here men that die receive tithes; but there he receiveth them, of whom it is witnessed that he liveth.’ [= Dan di sini orang-orang yang (bisa) mati menerima persembahan persepuluhan; tetapi di sana ia menerima persembahan persepuluhan itu, tentang siapa disaksikan bahwa ia hidup.].
RSV: ‘Here tithes are received by mortal men; there, by one of whom it is testified that he lives.’ [= Di sini persembahan persepuluhan diterima oleh orang-orang yang fana / bisa mati; di sana, oleh seseorang tentang siapa disaksikan bahwa ia hidup.].
NIV: ‘In the one case, the tenth is collected by men who die; but in the other case, by him who is declared to be living.’ [= Dalam satu kasus, sepersepuluh dipungut oleh orang-orang yang (bisa) mati; tetapi dalam kasus yang lain, oleh dia yang dinyatakan sebagai hidup.].
NASB: ‘And in this case mortal men receive tithes, but in that case one receives them, of whom it is witnessed that he lives on.’ [= Dan dalam kasus ini orang-orang yang fana / bisa mati menerima persembahan persepuluhan, tetapi dalam kasus itu seseorang menerima persembahan persepuluhan itu, tentang siapa disaksikan bahwa ia hidup terus.].
Calvin (tentang Ibrani 7:8): “‘Of whom it is witnessed that he liveth.’ He takes the silence respecting his death, as I have said, as an evidence of his life. This would not indeed hold as to others, but as to Melchisedec it ought rightly to be so regarded, inasmuch as he was a type of Christ. For as the spiritual kingdom and priesthood of Christ are spoken of here, there is no place left for human conjectures; nor is it lawful for us to seek to know anything farther than what we read in Scripture. But we are not hence to conclude that the man who met Abraham is yet alive, as some have childishly thought, for this is to be applied to the other person whom he represented, even the Son of God. And by these words the Apostle intended to show, that the dignity of Melchisedec’s priesthood was to be perpetual, while that of the Levites was temporary. For he thus reasons, - those to whom the Law assigns tithes are dying men; by which it was indicated that the priesthood would some time be abrogated, as their life came to an end: but the Scripture makes no mention of the death of Melchisedec, when it relates that TITHES were paid to him; so the authority of his priesthood is limited by no time, but on the contrary there is given an indication of perpetuity. And this is added for this purpose, lest a posterior law, as it is usual, should seem to take away from the authority of a former law. For it might have been otherwise objected and said, that the right which Melchisedec formerly possessed is now void and null, because God had introduced another law by Moses, by which he transferred the right to the Levites. But the Apostle anticipates this objection by saying, that tithes were paid to the Levites only for a time, because they did not live; but that Melchisedec, because he is immortal, retains even to the end what was once given to him by God.” [= ‘Yang tentang dia diberi kesaksian, bahwa ia hidup.’ Ia mengambil ke-diam-an berkenaan dengan kematiannya, seperti telah saya katakan, sebagai suatu bukti dari kehidupannya. Ini memang tidak berlaku berkenaan dengan orang lain, tetapi berkenaan dengan Melkisedek, itu secara benar harus dianggap seperti itu, karena ia adalah TYPE dari Kristus. Karena kerajaan rohani dan imamat Kristus yang dibicarakan di sini, di sana tidak ada tempat tersisa untuk dugaan-dugaan manusia; juga tidaklah sah bagi kita untuk mengetahui apapun lebih jauh dari apa yang kita baca dalam Kitab Suci. Tetapi kita tidak boleh dari sini menyimpulkan bahwa orang yang bertemu dengan Abraham masih hidup, seperti beberapa orang telah berpikir seperti anak-anak, karena ini harus diterapkan kepada orang lain yang ia wakili, yaitu Anak Allah. Dan oleh kata-kata ini sang Rasul bermaksud untuk menunjukkan, bahwa kewibawaan dari imamat Melkisedek haruslah kekal, sedangkan imamat dari Lewi adalah sementara. Karena ia berargumentasi demikian, - orang-orang bagi siapa hukum Taurat memberikan persembahan persepuluhan adalah orang-orang yang akan mati; oleh mana ditunjukkan bahwa imamatnya suatu waktu akan dihapuskan, pada waktu kehidupan mereka sampai pada akhirnya: tetapi Kitab Suci tidak menyebutkan kematian dari Melkisedek, pada waktu itu menceritakan bahwa persembahan persepuluhan diberikan kepadanya; maka otoritas dari imamatnya tidak dibatasi oleh waktu, tetapi sebaliknya di sana diberikan suatu petunjuk tentang kekekalan. Dan ini ditambahkan untuk tujuan ini, supaya jangan suatu hukum yang datang belakangan, seperti biasanya, kelihatannya mengambil otoritas dari suatu hukum yang lebih dulu. Karena kalau tidak demikian bisa dibantah dan dikatakan, bahwa hak yang dulu dimiliki oleh Melkisedek sekarang adalah kosong dan tidak mengikat, karena Allah telah memperkenalkan suatu hukum yang lain oleh Musa, dengan mana ia memindahkan hak itu kepada orang-orang Lewi. Tetapi sang Rasul mengantisipasi keberatan ini dengan mengatakan bahwa persembahan persepuluhan diberikan kepada orang-orang Lewi hanya untuk suatu waktu, karena mereka tidak hidup (selamanya); tetapi bahwa Melkisedek, karena ia kekal, mempertahankan bahkan sampai akhir apa yang pernah sekali diberikan kepadanya oleh Allah.].
Apa yang Calvin katakan di atas sesuai dengan apa yang ia katakan dalam tafsirannya tentang Bil 18:20.
Calvin (tentang Bilangan 18:20): “As to the present passage, God requires tithes of the people for the maintenance of the tribe of Levi. It is indeed certain that the custom had existed of old among the ancient patriarchs before the Law, that they should vow or offer tithes to God, as appears from the example of Abraham and Jacob. Moreover, the Apostle infers that the priesthood of Melchisedec was superior to that of the Law, because, when Abraham paid him tithes, he also received tithes of Levi himself. (Genesis 14:20; 28:22; Hebrews 7:11.) But there were two different and special reasons for this payment of tithes, which God ordained by Moses. First, because the land had been promised to the seed of Abraham, the Levites were the legitimate inheritors of a twelfth part of it; but they were passed over, and the posterity of Joseph divided into two tribes: unless, therefore, they had been provided for in some other way, the distribution would have been unequal. Again, forasmuch as they were employed in the sanctuary, their labor was worthy of some remuneration, nor was it reasonable that they should be defrauded of their subsistence, when they were set apart for the performance of the sacred offices, and for the instruction of the people. Two reasons are consequently laid down why God would have them receive tithes from the rest of the people, viz., because they had no part in Israel, and because they were engaged in the service of the tabernacle. ... ‘The priesthood being changed, THE RIGHT ALSO IS AT THE SAME TIME TRANSFERRED.’ (Hebrews 7:12.) The Apostle there contends, that whatever the Law had conferred on the Levitical priests now belongs to Christ alone, since their dignity and office received its end in Him.” [= Berkenaan dengan text ini, Allah menuntut persembahan persepuluhan dari bangsa itu untuk pemeliharaan suku Lewi. Memang pasti bahwa kebiasaan itu telah ada sejak jaman dulu di antara bapa-bapa leluhur kuno sebelum hukum Taurat, sehingga mereka menazarkan dan mempersembahkan
persembahan persepuluhan kepada Allah, seperti terlihat dari contoh /
teladan Abraham dan Yakub. Lebih lagi / selanjutnya, sang Rasul
menyimpulkan / berpendapat bahwa keimaman Melkisedek lebih tinggi dari
pada keimaman dari hukum Taurat, karena pada waktu Abraham memberikan
persembahan persepuluhan kepadanya, ia juga menerima persembahan
persepuluhan dari Lewi sendiri. (Kej 14:20; 28:22; Ibr 7:11). Tetapi
disana ada dua alasan yang berbeda dan khusus untuk pembayaran
persembahan persepuluhan ini, yang Allah tentukan oleh Musa. Pertama,
karena tanah / negeri
itu telah dijanjikan kepada keturunan Abraham, orang-orang Lewi adalah
pewaris-pewaris yang sah dari seperduabelas bagian darinya; tetapi
mereka dilewati, dan keturunan Yusuf dibagi menjadi dua suku: karena
itu, kecuali mereka telah dipelihara dengan cara lain, pembagian ini
akan tidak merata / sama. Lalu, karena mereka dipekerjakan di tempat
kudus, jerih payah mereka layak mendapat suatu pemberian upah / gaji,
juga merupakan sesuatu yang tak masuk akal bahwa mereka harus kehilangan
hal-hal pokok dari kehidupan mereka, pada waktu mereka dipisahkan untuk
melaksanakan tugas-tugas keramat / kudus, dan untuk pengajaran bangsa /
umat itu. Sebagai akibatnya, dua alasan diberikan mengapa Allah
menghendaki mereka menerima persembahan persepuluhan dari sisa bangsa
itu, yaitu, karena mereka tidak mendapat bagian di Israel, dan karena
mereka terlibat dalam pelayanan dari Kemah Suci. ‘Keimaman /
imamatnya berubah, HAKNYA JUGA PADA SAAT YANG SAMA DIPINDAHKAN.’ (Ibrani
7:12). Sang Rasul disana berargumentasi, bahwa apapun yang hukum Taurat
telah berikan kepada imam-imam Lewi sekarang menjadi milik dari Kristus
saja, karena kewibawaan dan jabatan mereka berakhir di dalam Dia.].
Sekarang kita lihat exposisi A. W. Pink tentang Ibr 7 berkenaan dengan persembahan persepuluhan.
A. W. Pink: “There is one other passage to be looked at, namely Hebrews 7:5 and 6: ‘And verily they that are of the sons of Levi, who receive the office of the priesthood, have a commandment to take tithes of the people according to the law, that is, of their brethren, though they come out of the loins of Abraham: But he, whose descent is not counted from them, received tithes of Abraham, and blessed him that had the promises.’ (Notice the order: ‘received tithes of Abraham, and blessed him that had the promises’). And without all contradiction the less is blessed of the better.’ In the seventh chapter of Hebrews the Holy Spirit through the apostle Paul is showing the superiority of Christ’s priesthood over the order of the priesthood of the Levites, and one of the proofs of which He establishes the transcendency of the Melchizedek order of the priesthood of Christ was that Abraham, the father of the chosen people, acknowledged the greatness of Melchizedek by rendering tithes to him. The reference in Hebrews 7 is to what is recorded in Genesis 14, where we have two typical characters brought before us - Melchizedek, a type of Christ in three ways: first, in his person, combining the kingly and the priestly offices; second, a type of Christ in his names, combining righteousness and peace, for ‘Melchizedek’ itself means ‘peace’; and third, a type of Christ in that he pronounced blessing on Abraham and brought forth bread and wine, the memorials of his death. But not only was Melchizedek there a type of Christ, but Abraham was also a typical character, a representative character, seen there as the father of the faithful; and we find he acknowledged the priesthood of Melchizedek by giving him a tenth of the spoils which the Lord had enabled him to secure in vanquishing those kings, and as that is referred to in Hebrews, where the priesthood of Christ and our blessings from our relations to it and our obligation to it are set forth, the fact that Abraham paid tithes to Melchizedek as mentioned there, indicates that as Abraham is the father of the faithful, so he left an example for us, his children, to follow - in rendering tithes unto Him of whom Melchizedek was the type. And the beautiful thing in connection with the Scripture is that the last time the tithe is mentioned in the Bible (here in Hebrews 7) it links the tithe directly with Christ Himself. All intermediaries are removed. In the Old Testament the tithes were brought to the priests, then carried into the storehouse, but in the final reference in Scripture, the tithe is linked directly with Christ, showing us that our obligations in the matter are concerned directly with the great Head of the Church.” [= Di sana ada satu text yang lain untuk dilihat, yaitu Ibr 7:5 dan 6: ‘Dan mereka dari anak-anak Lewi, yang menerima jabatan imam, mendapat tugas, menurut hukum Taurat, untuk memungut persepuluhan dari umat Israel, yaitu dari saudara-saudara
mereka, sekalipun mereka ini juga adalah keturunan Abraham. Tetapi
Melkisedek, yang bukan keturunan mereka, memungut persepuluhan dari
Abraham dan memberkati dia, walaupun ia adalah pemilik janji.’
(Perhatikan urut-urutannya:
‘menerima persembahan persepuluhan dari Abraham, dan memberkati dia
yang mempunyai janji-janji’). ‘Memang tidak dapat disangkal, bahwa yang
lebih rendah diberkati oleh yang lebih tinggi.’ Dalam pasal yang ketujuh
dari surat Ibrani, Roh Kudus melalui rasul Paulus sedang menunjukkan
kesuperioran dari imamat Kristus atas orde dari imamat Lewi, dan salah
satu dari bukti-bukti tentang mana ia meneguhkan keunggulan imamat
Kristus dari orde Melkisedek adalah bahwa Abraham, nenek moyang dari
bangsa pilihan, mengakui kebesaran Melkisedek dengan memberikan
persembahan persepuluhan kepadanya. Referensi dalam Ibr 7 adalah apa
yang dicatat dalam Kejadian 14, dimana kita mempunyai 2 karakter yang
bersifat sebagai TYPE dibawa ke hadapan kita - Melkisedek, suatu TYPE
dari Kristus dalam 3 cara: pertama, dalam diri / pribadinya,
menggabungkan jabatan raja dan imam; kedua, suatu TYPE dari Kristus
dalam nama-namanya, menggabungkan kebenaran dan damai, karena
‘Melkisedek’ itu sendiri berarti ‘damai’; dan ketiga, suatu TYPE dari
Kristus dalam hal ia memberikan berkat kepada Abraham dan membawa roti
dan anggur, tanda peringatan dari kematianNya. Tetapi bukan hanya
Melkisedek yang merupakan suatu TYPE dari Kristus di sana, tetapi
Abraham juga adalah karakter yang bersifat sebagai TYPE, suatu karakter
yang mewakili, dilihat di sana sebagai bapa orang-orang percaya; dan
kita mendapati ia mengakui imamat dari Melkisedek dengan memberinya
sepersepuluh dari hasil rampasan yang Tuhan telah mampukan untuk ia
dapatkan dalam mengalahkan raja-raja itu, dan karena itu ditunjuk dalam
surat Ibrani, di mana imamat dari Kristus dan berkat-berkat kita dari
hubungan kita padanya dan kewajiban kita padanya diajukan / dinyatakan,
fakta bahwa Abraham memberi persembahan persepuluhan kepada Melkisedek
sebagaimana disebutkan di sana, menunjukkan bahwa karena Abraham adalah
bapa orang-orang percaya, maka ia meninggalkan suatu teladan bagi kita,
anak-anaknya, untuk diikuti - dalam memberikan persembahan persepuluhan
kepada Dia tentang siapa Melkisedek adalah TYPEnya. Dan hal yang indah
berkenaan dengan Kitab Suci adalah bahwa kali yang terakhir persembahan
persepuluhan disebutkan dalam Alkitab (di sini dalam Ibr 7) itu
menghubungkan persembahan persepuluhan secara langsung dengan Kristus
sendiri. Semua pengantara disingkirkan. Dalam Perjanjian Lama
persembahan persepuluhan dibawa kepada imam-imam, lalu dibawa ke dalam
rumah penyimpanan /
perbendaharaan, tetapi dalam referensi terakhir dalam Kitab Suci,
persembahan persepuluhan dihubungkan secara langsung dengan Kristus,
menunjukkan kepada kita bahwa kewajiban-kewaj iban kita dalam persoalan itu berkenaan secara langsung dengan Kepala yang Agung dari Gereja.] - ‘Tithing’, hal 10-11 (AGES).
Catatan: ada kesalahan dalam kata-kata A. W. Pink di atas ini. Nama ‘Melkisedek’ bukan berarti ‘damai’ tetapi ‘raja kebenaran’ (Ibrani 7:2).
A. W. Pink: “Again, in proportion as the priesthood of Christ is superior to the priesthood of Aaron, so are our obligations to render tithes to Him. The Aaronic priesthood was recognized and owned by Israel through their payment of the tithe to them. In the seventh chapter of Hebrews the Holy Spirit has argued the superiority of the priesthood of Christ, which is after the order of Melchizedek, on the fact, or on the basis of the fact rather, that Melchizedek himself received tithes from Abraham. That is the very argument the Holy Spirit uses there to establish the superiority of the Mechizedek order of Christ’s priesthood. He appeals to the fact as recorded in Genesis 14, that Melchizedek, who was the type of Christ, received tithes from Abraham, and argues from that that inasmuch as Levi was in the loins of Abraham, therefore the Melchizedek priesthood of Christ is greater than that of Aaron because Abraham himself paid tithes to Melchizedek, who is a type of Christ. Therefore, in proportion to the greater blessings and privileges that we enjoy, we are under deeper obligations to God; and in proportion as Christ’s priesthood is superior to that of the Levites, so is our obligation the greater to render tithes unto the Lord today, than that under which His people lived in Old Testament times.” [= Sebagai tambahan, karena dalam perbandingan imamat Kristus lebih tinggi dari imamat Harun, demikianlah kewajiban-kewaj iban
kita untuk memberikan persembahan persepuluhan kepada Dia. Imamat Harun
diakui oleh Israel melalui pemberian persembahan persepuluhan mereka
kepada mereka. Dalam pasal yang ketujuh dari surat Ibrani Roh Kudus
telah berargumentasi tentang kesuperioran dari imamat Kristus, yang
mengikuti orde Melkisedek, pada fakta, atau berdasarkan fakta, bahwa
Melkisedek sendiri menerima persembahan persepuluhan dari Abraham. Itu
adalah argumentasi yang Roh Kudus gunakan di sana untuk meneguhkan
kesuperioran dari orde Melkisedek dari imamat Kristus. Ia menarik pada
fakta yang dicatat dalam Kejadian 14, bahwa Melkisedek, yang adalah TYPE dari
Kristus, menerima persembahan persepuluhan dari Abraham, dan
berargumentasi dari sana bahwa karena Lewi ada dalam tubuh dari Abraham,
karena itu imamat Melkisedek dari Kristus lebih besar dari pada imamat
Harun karena Abraham sendiri memberi persembahan persepuluhan kepada
Melkisedek, yang adalah TYPE dari Kristus. Karena itu, sebanding dengan
berkat-berkat dan hak-hak yang lebih besar yang kita nikmati, kita ada
di bawah kewajiban-kewaj iban
yang lebih dalam kepada Allah; dan sebanding dengan imamat Kristus yang
lebih tinggi dari imamat Lewi, demikian juga kewajiban kita lebih besar
untuk memberi persembahan persepuluhan jaman sekarang ini, dari pada
kewajiban di bawah mana umatNya hidup dalam jaman Perjanjian Lama.] -
‘Tithing’, hal 13 (AGES).
A. W. Pink: “‘To whom also Abraham gave a tenth part of all’ (verse 2). Melchizedek’s ‘blessing’ of Abraham was the exercise of his priesthood; Abraham’s paying him tithes was the recognition of it. Abraham had just obtained a most memorable victory over the kings of Canaan, and now in his making an offering to Melchizedek, he acknowledged that it was God who had given him the victory and owned that Melchizedek was His servant. Under the Mosaic dispensation we find the Levitical priests were supported by the tithes of the people: Numbers 18:24. In like manner, God’s servants today ought to be so maintained: 1 Corinthians 9:9,10. Melchizedek’s receiving of Abraham’s tithe was a sacerdotal act: it was given as to God, and received by His officer in this world. This comes out plainly in the apostle’s reasoning thereon in the later verses.” [= ‘Kepada siapa juga Abraham memberi sepersepuluh dari semuanya’ (ay 2). Berkat Melkisedek kepada Abraham adalah pelaksanaan dari imamatnya; pemberian persembahan persepuluhan oleh Abraham kepadanya adalah pengakuan tentang hal itu. Abraham baru memperoleh suatu kemenangan yang paling mengesankan atas raja-raja Kanaan, dan sekarang dalam pemberian persembahannya kepada Melkisedek, ia mengakui bahwa adalah Allah yang telah memberinya kemenangan dan mengakui bahwa Melkisedek adalah pelayanNya. Di bawah jaman Musa kita mendapati imam-imam Lewi disokong oleh persembahan persepuluhan dari bangsa itu: Bilangan 18:24. Dengan cara yang sama, pelayan-pelayan Allah jaman
sekarang harus dipelihara seperti itu: 1Korintus 9:9,10. Penerimaan
Melkisedek terhadap persembahan persepuluhan Abraham merupakan suatu
tindakan imamat: itu diberikan seperti kepada Allah, dan diterima oleh
pejabatNya dalam dunia ini. Ini muncul / keluar dengan jelas dalam
argumentasi sang rasul setelah itu dalam ayat-ayat belakangan.] - ‘An
Exposition of Hebrews’, hal 413 (AGES).
Catatan: Saya kira 1Kor 9:9-10 seharusnya lebih tepat diganti dengan 1Korintus 9:13-14.
1Kor 9:9-14 - “(9) Sebab dalam hukum Musa ada tertulis: ‘Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik!’ Lembukah yang Allah perhatikan? (10) Atau kitakah yang Ia maksudkan? Ya, untuk kitalah hal ini ditulis, yaitu pembajak harus membajak dalam pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam pengharapan untuk memperoleh bagiannya. (11) Jadi, jika kami telah menaburkan benih rohani bagi kamu, berlebih-lebiha nkah, kalau
kami menuai hasil duniawi dari pada kamu? (12) Kalau orang lain
mempunyai hak untuk mengharapkan hal itu dari pada kamu, bukankah kami
mempunyai hak yang lebih besar? Tetapi kami tidak mempergunakan hak itu.
Sebaliknya, kami menanggung segala sesuatu, supaya jangan kami
mengadakan rintangan bagi pemberitaan Injil Kristus. (13) Tidak tahukah
kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat
penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang melayani
mezbah, mendapat bahagian mereka dari mezbah itu? (14) DEMIKIAN PULA
Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus
hidup dari pemberitaan Injil itu.”.
A. W. Pink: “At a very early date the Lord made it known that a definite portion of the saints’ income should be devoted to Him who is the Giver of all. There was a period of twenty-five centuries from Adam until the time that God gave the law to Israel at Sinai, but it is a great mistake to suppose that His people were, at that time, without a definite communication from Him upon their several duties. A careful study of the book of Genesis reveals clear traces of a primitive revelation, which seems to have centered about these things: the offering of sacrifices to God, the observance of the Sabbath, and the giving of tithes. While we cannot today place our finger upon any positive enactment or command of God for any of those three things in those early days, nevertheless, from what is recorded we are compelled to assume that such must have been given.” [= Pada saat yang sangat awal Tuhan menyatakan bahwa suatu bagian tertentu dari penghasilan orang-orang kudus harus dikhususkan bagi Dia yang adalah sang Pemberi dari semua. Di sana ada periode dari 25 abad dari Adam sampai saat dimana Allah memberikan hukum Taurat kepada Israel di Sinai, tetapi merupakan suatu kesalahan yang besar untuk menganggap bahwa umatNya pada saat itu berada tanpa suatu pemberian pesan tertentu dari Dia tentang beberapa kewajiban mereka. Suatu pembelajaran yang teliti tentang kitab Kejadian menyatakan jejak-jejak yang jelas dari suatu wahyu primitif, yang kelihatannya telah berpusat pada hal-hal ini: persembahan dari korban-korban kepada Allah, perayaan / ketaatan tentang Sabat, dan pemberian persembahan persepuluhan. Sekalipun kita pada jaman ini tidak bisa menunjuk dengan jari kita pada undang-undang atau perintah yang positif dari Allah untuk yang manapun dari tiga hal itu pada jaman awal, tetapi dari apa yang dicatat kita dipaksa untuk menganggap bahwa hal-hal seperti itu pasti telah diberikan.] - ‘An Exposition of Hebrews’, Vol 1, hal 423-424 (AGES).
Memang tentang memberi korban kepada Allah, itu sudah ada pada jaman Kain dan Habel, padahal belum pernah ada perintahnya. Dari mana mereka tahu itu harus diberikan?
Larangan bekerja pada hari Sabat sudah ada dalam Kel 16, sebelum hukum tentang hari Sabat diberikan dalam Kel 20:8-11. Tetapi untuk larangan dalam Kel 16 itu ada firman Tuhan yang jelas.
Dan memberikan persembahan persepuluhan dilakukan oleh Abraham (Kej 14:20) dan Yakub (Kej 28:22), sebelum pertama-kalinya hukum tentang persembahan persepuluhan diberikan (Im 27:30).
A. W. Pink: “No one can point to a ‘thus saith the Lord’ requiring Noah to offer a sacrifice to Him, nor can we assign chapter and verse giving a command for the saints to tithe ere the law was given; yet is it (it is?) impossible to account for either without presupposing a revelation of God’s mind on those points. The fact that Abraham did give a tithe or tenth to Melchizedek, intimates that he acted in accordance with God’s will. So too the words of Jacob in Genesis 28:22 suggests the same thing. This principle of recognizing God’s ownership and owning His goodness, was later incorporated into the Mosaic law: Leviticus 27:30. Finally, it is taken note of here in Hebrews 7, and in the humble judgment of the writer the passage which is before us presents an argument which admits of no refutation. Abraham paid tithes to Melchizedek, and Abraham is the father of all that believe (Romans 4; Galatians 3). He is the pattern man of faith. He is the outstanding exemplar of the stranger and pilgrim on earth whose Home is in Heaven. Melchizedek is the type of Christ. If then Abraham gave the tithe to Melchizedek, most assuredly every Christian should give tithes to Christ, our great High Priest.” [= Tak seorangpun bisa menunjuk pada kata-kata ‘demikianlah firman Tuhan’ yang menuntut Nuh untuk mempersembahkan suatu korban
bagiNya, juga kita tidak bisa menyebutkan pasal dan ayat yang
memberikan suatu perintah untuk orang-orang kudus untuk memberikan
persembahan persepuluhan sebelum hukum Taurat diberikan; tetapi adalah
mustahil untuk menerangkan yang manapun dari keduanya tanpa mensyaratkan
suatu wahyu dari pikiran Allah tentang hal-hal itu. Fakta bahwa Abraham
memang memberikan suatu persembahan persepuluhan atau sepersepuluh
kepada Melkisedek, menunjukkan secara implicit bahwa ia bertindak sesuai
dengan kehendak Allah. Demikian juga kata-kata Yakub dalam Kej 28:22
menyatakan secara tak langsung hal yang sama. Prinsip untuk mengakui
kepemilikan Allah dan pengakuan akan kebaikanNya, belakangan dimasukkan
ke dalam Hukum Musa: Im 27:30. Akhirnya, itu dicatat di sini dalam Ibr
7, dan dalam penilaian yang rendah hati dari penulis, text yang ada di
depan kita memberikan suatu argumentasi yang tidak bisa dibantah.
Abraham memberi persembahan persepuluhan kepada Melkisedek, dan Abraham
adalah bapa dari semua orang yang percaya (Ro 4; Gal 3). Ia adalah pola
dari orang percaya. Ia adalah model ideal yang sangat bagus tentang
orang-orang asing dan pengembara di bumi yang Rumahnya ada di Surga.
Melkisedek adalah TYPE dari Kristus. Maka jika Abraham memberikan
persembahan persepuluhan kepada Melkisedek, sudah pasti orang Kristen
harus memberi persembahan persepuluhan kepada Kristus, Imam Besar Agung
kita.] - ‘An Exposition of Hebrews’, Vol 1, hal 424 (AGES).
Nuh juga tak pernah mendapat perintah untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan. Dari mana ia tahu-tahu bisa mempersembahkan korban? Tidak bisa tidak, itu pasti diberitahukan kepadanya oleh Tuhan, sekalipun hal itu tidak ditulis dalam Alkitab.
Juga satu hal lagi berkenaan dengan korban yang diberikan oleh Nuh. Dari mana ia tahu mana binatang yang haram dan yang tidak haram? Itu tak pernah diberitahukan kepadanya, dan baru muncul dalam hukum Taurat (Im 11). Tidak bisa tidak, kita harus menyimpulkan bahwa itu diberitahukan kepadanya oleh Tuhan, sekalipun hal itu tidak diceritakan dalam Alkitab.
Kejadian 7:2,8-9 - “(2) Dari segala binatang yang tidak haram haruslah kauambil tujuh pasang, jantan dan betinanya, tetapi dari binatang yang haram satu pasang, jantan dan betinanya; ... (8) Dari binatang yang tidak haram dan yang haram, dari burung-burung dan dari segala yang merayap di muka bumi, (9) datanglah sepasang mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu, jantan dan betina, seperti yang diperintahkan Allah kepada Nuh.”.
Kejadian 8:20 - “Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu.”.
Tafsiran Ibrani 7: 4-8 - Perpuluhan. J. Vernon McGee (tentang Ibrani 7:5): “In Abraham the sons of Levi, who were descended from Abraham, paid tithes to Melchizedek. This shows that Melchizedek was superior to Aaron and his family. My friend, one of the ways in which you recognize the lordship of Jesus Christ is by coming and making a gift to Him. Every gift ought to be more than just to a church or to some other ministry; it should be a gift to the Lord Jesus Christ. You recognize His lordship, and you are a priest worshiping when you bring a gift to Him.” [= Dalam Abraham anak-anak Lewi, yang diturunkan dari Abraham, memberikan persembahan persepuluhan kepada Melkisedek. Ini menunjukkan bahwa Melkisedek lebih tinggi dari Harun dan keluarganya. Sahabatku, salah satu cara dalam mana engkau mengakui keTuhanan dari Yesus Kristus adalah dengan datang dan memberi pemberian kepada Dia. Setiap pemberian seharusnya harus lebih dari sekedar kepada suatu gereja atau suatu pelayanan yang lain; itu harus merupakan suatu pemberian kepada Tuhan Yesus Kristus. Engkau mengakui keTuhananNya, dan engkau adalah seorang imam yang sedang berbakti / menyembah pada waktu engkau membawa suatu pemberian kepada Dia.] - Libronix.
Catatan: sebetulnya penafsir ini tak memberikan argumentasi tentang persembahan persepuluhan, tetapi kutipan ini saya berikan di sini hanya karena saya menganggap kata-katanya bagus.
Sekarang kita lihat exposisi Calvin tentang Ibr 7 berkenaan dengan persembahan persepuluhan.
Calvin (tentang Ibr 7:4): “‘Now consider,’ etc. This is the fourth comparison between Christ and Melchisedec, that Abraham presented tithes to him. But though tithes were instituted for several reasons, yet the Apostle here refers only to what serves his present purpose. One reason why tithes were paid to the Levites was, because they were the children of Abraham, to whose seed the land was promised. It was, then, by a hereditary right that a portion of the land was allotted to them; for as they were not allowed to possess land, a compensation was made to them in tithes. There was also another reason, - that as they were occupied in the service of God and the public ministry of the Church, it was right that they should be supported at the public cost of the people. Then the rest of the Israelites owed them tithes as a remuneration for their work. But these reasons bear not at all on the present subject; therefore, the Apostle passes them by. The only reason now alleged is, that as the people offered the tithes as a sacred tribute to God, the Levites only received them. It hence appears that it was no small honor that God in a manner substituted them for himself. ... Then the argument is this, - Abraham, who excelled all others, was yet inferior to Melchisedec; then Melchisedec had the highest place of honor, and is to be regarded as superior to all the sons of Levi. The first part is proved, for what Abraham owed to God he gave to Melchisedec: then by paying him the tenth he confessed himself to be inferior.” [= ‘Sekarang pertimbangkanla
Calvin (tentang Ibrani 7:5): “‘And verily they,’ etc. It would be more suitable to render the words thus, ‘because they are the sons of Levi.’ The Apostle indeed does not assign it as a reason that they received tithes because they were the sons of Levi; but he is comparing the whole tribe with Melchisedec in this way. Though God granted to the Levites the right of requiring tithes from the people, and thus set them above all the Israelites, yet they have all descended from the same parent; and Abraham, the father of them all, paid tithes to a priest of another race: then all the descendants of Abraham are inferior to this priest. Thus the right conferred on the Levites was particular as to the rest of their brethren; yet Melchisedec, without exception, occupies the highest place, so that all are inferior to him. Some think that the tenths of tenths are intended, which the Levites paid to the higher priests; but there is no reason thus to confine the general declaration. The view, then, I have given is the most probable.” [= ‘Dan sesungguhnya mereka’, dst. Adalah lebih cocok untuk menterjemahkan kata-kata itu demikian, ‘karena mereka adalah anak-anak Lewi’. Sang Rasul memang tidak memberikan itu sebagai suatu alasan bahwa mereka menerima persembahan persepuluhan karena mereka adalah anak-anak Lewi; tetapi ia sedang membandingkan seluruh suku dengan Melkisedek dengan cara ini. Sekalipun Allah memberikan kepada orang-orang Lewi hak untuk mendapatkan persembahan persepuluhan dari bangsa itu, dan dengan demikian meletakkan mereka di atas semua orang Israel, tetapi mereka semua telah diturunkan dari orang tua yang sama; dan Abraham, bapa dari mereka semua, memberikan persembahan persepuluhan kepada seorang imam dari bangsa yang lain: maka semua keturunan Abraham adalah lebih rendah dari imam ini. Demikianlah hak yang diberikan kepada orang-orang Lewi adalah khusus berkenaan dengan saudara-saudara
Calvin (tentang Ibrani 7:6): “‘Blessed him,’ etc. This is the fifth comparison between Christ and Melchisedec. The Apostle assumes it as an admitted principle that the less is blessed by the greater; and then he adds that Melchisedec blessed Abraham: hence the conclusion is that the less was Abraham. But for the sake of strengthening his argument he again raises the dignity of Abraham; for the more glorious Abraham is made, the higher the dignity of Melchisedec appears. For this purpose he says that Abraham had the promises; by which he means that he was the first of the holy race with whom God made the covenant of eternal life. It was not indeed a common honor that God chose him from all the rest that he might deposit with him the privilege of adoption and the testimony of his love. But all this was no hindrance that he should not submit himself in all his preeminence to the priesthood of Melchisedec. We hence see how great he was to whom Abraham gave place in these two things, - that he suffered himself to be blessed by him, and that he offered him tithes as to God’s vicegerent.” [= ‘Memberkati dia’, dst. Ini adalah perbandingan kelima antara Kristus dan Melkisedek. Sang Rasul menganggapnya sebagai suatu prinsip yang diterima / diakui bahwa yang lebih rendah diberkati oleh yang lebih tinggi; dan lalu ia menambahkan bahwa Melkisedek memberkati Abraham: maka kesimpulannya adalah bahwa yang lebih rendah adalah Abraham. Tetapi demi menguatkan argumentasinya ia lagi-lagi menaikkan kewibawaan dari Abraham; karena makin mulia Abraham dibuat, makin tinggi kewibawaan dari Melkisedek terlihat. Untuk tujuan ini ia berkata bahwa Abraham mempunyai janji-janji; dengan mana ia maksudkan bahwa ia adalah yang pertama dari bangsa yang kudus itu dengan siapa Allah telah membuat perjanjian tentang hidup yang kekal. Memang bukan suatu kehormatan yang umum bahwa Allah memilih dia dari semua sisanya supaya Ia bisa meletakkan / menempatkan dengan dia hak dari adopsi dan kesaksian dari kasihNya. Tetapi semua ini bukanlah halangan bahwa ia tidak boleh menundukkan dirinya sendiri dalam semua keunggulannya pada imamat dari Melkisedek. Maka kita melihat betapa besar ia terhadap siapa Abraham memberi tempat dalam dua hal ini, - bahwa ia membiarkan dirinya sendiri diberkati olehnya, dan bahwa ia memberikan persembahan persepuluhan kepadanya sebagai wakil Allah.].
Ibrani 7:8 - “Dan di sini manusia-manusia
Catatan: Kata-kata ‘Dia’ dan ‘Ia’ tak seharusnya diawali dengan huruf besar karena kedua kata ini menunjuk kepada Melkisedek, bukan kepada Kristus.
KJV: ‘And here men that die receive tithes; but there he receiveth them, of whom it is witnessed that he liveth.’ [= Dan di sini orang-orang yang (bisa) mati menerima persembahan persepuluhan; tetapi di sana ia menerima persembahan persepuluhan itu, tentang siapa disaksikan bahwa ia hidup.].
RSV: ‘Here tithes are received by mortal men; there, by one of whom it is testified that he lives.’ [= Di sini persembahan persepuluhan diterima oleh orang-orang yang fana / bisa mati; di sana, oleh seseorang tentang siapa disaksikan bahwa ia hidup.].
NIV: ‘In the one case, the tenth is collected by men who die; but in the other case, by him who is declared to be living.’ [= Dalam satu kasus, sepersepuluh dipungut oleh orang-orang yang (bisa) mati; tetapi dalam kasus yang lain, oleh dia yang dinyatakan sebagai hidup.].
NASB: ‘And in this case mortal men receive tithes, but in that case one receives them, of whom it is witnessed that he lives on.’ [= Dan dalam kasus ini orang-orang yang fana / bisa mati menerima persembahan persepuluhan, tetapi dalam kasus itu seseorang menerima persembahan persepuluhan itu, tentang siapa disaksikan bahwa ia hidup terus.].
Calvin (tentang Ibrani 7:8): “‘Of whom it is witnessed that he liveth.’ He takes the silence respecting his death, as I have said, as an evidence of his life. This would not indeed hold as to others, but as to Melchisedec it ought rightly to be so regarded, inasmuch as he was a type of Christ. For as the spiritual kingdom and priesthood of Christ are spoken of here, there is no place left for human conjectures; nor is it lawful for us to seek to know anything farther than what we read in Scripture. But we are not hence to conclude that the man who met Abraham is yet alive, as some have childishly thought, for this is to be applied to the other person whom he represented, even the Son of God. And by these words the Apostle intended to show, that the dignity of Melchisedec’s priesthood was to be perpetual, while that of the Levites was temporary. For he thus reasons, - those to whom the Law assigns tithes are dying men; by which it was indicated that the priesthood would some time be abrogated, as their life came to an end: but the Scripture makes no mention of the death of Melchisedec, when it relates that TITHES were paid to him; so the authority of his priesthood is limited by no time, but on the contrary there is given an indication of perpetuity. And this is added for this purpose, lest a posterior law, as it is usual, should seem to take away from the authority of a former law. For it might have been otherwise objected and said, that the right which Melchisedec formerly possessed is now void and null, because God had introduced another law by Moses, by which he transferred the right to the Levites. But the Apostle anticipates this objection by saying, that tithes were paid to the Levites only for a time, because they did not live; but that Melchisedec, because he is immortal, retains even to the end what was once given to him by God.” [= ‘Yang tentang dia diberi kesaksian, bahwa ia hidup.’ Ia mengambil ke-diam-an berkenaan dengan kematiannya, seperti telah saya katakan, sebagai suatu bukti dari kehidupannya. Ini memang tidak berlaku berkenaan dengan orang lain, tetapi berkenaan dengan Melkisedek, itu secara benar harus dianggap seperti itu, karena ia adalah TYPE dari Kristus. Karena kerajaan rohani dan imamat Kristus yang dibicarakan di sini, di sana tidak ada tempat tersisa untuk dugaan-dugaan manusia; juga tidaklah sah bagi kita untuk mengetahui apapun lebih jauh dari apa yang kita baca dalam Kitab Suci. Tetapi kita tidak boleh dari sini menyimpulkan bahwa orang yang bertemu dengan Abraham masih hidup, seperti beberapa orang telah berpikir seperti anak-anak, karena ini harus diterapkan kepada orang lain yang ia wakili, yaitu Anak Allah. Dan oleh kata-kata ini sang Rasul bermaksud untuk menunjukkan, bahwa kewibawaan dari imamat Melkisedek haruslah kekal, sedangkan imamat dari Lewi adalah sementara. Karena ia berargumentasi demikian, - orang-orang bagi siapa hukum Taurat memberikan persembahan persepuluhan adalah orang-orang yang akan mati; oleh mana ditunjukkan bahwa imamatnya suatu waktu akan dihapuskan, pada waktu kehidupan mereka sampai pada akhirnya: tetapi Kitab Suci tidak menyebutkan kematian dari Melkisedek, pada waktu itu menceritakan bahwa persembahan persepuluhan diberikan kepadanya; maka otoritas dari imamatnya tidak dibatasi oleh waktu, tetapi sebaliknya di sana diberikan suatu petunjuk tentang kekekalan. Dan ini ditambahkan untuk tujuan ini, supaya jangan suatu hukum yang datang belakangan, seperti biasanya, kelihatannya mengambil otoritas dari suatu hukum yang lebih dulu. Karena kalau tidak demikian bisa dibantah dan dikatakan, bahwa hak yang dulu dimiliki oleh Melkisedek sekarang adalah kosong dan tidak mengikat, karena Allah telah memperkenalkan suatu hukum yang lain oleh Musa, dengan mana ia memindahkan hak itu kepada orang-orang Lewi. Tetapi sang Rasul mengantisipasi keberatan ini dengan mengatakan bahwa persembahan persepuluhan diberikan kepada orang-orang Lewi hanya untuk suatu waktu, karena mereka tidak hidup (selamanya); tetapi bahwa Melkisedek, karena ia kekal, mempertahankan bahkan sampai akhir apa yang pernah sekali diberikan kepadanya oleh Allah.].
Apa yang Calvin katakan di atas sesuai dengan apa yang ia katakan dalam tafsirannya tentang Bil 18:20.
Calvin (tentang Bilangan 18:20): “As to the present passage, God requires tithes of the people for the maintenance of the tribe of Levi. It is indeed certain that the custom had existed of old among the ancient patriarchs before the Law, that they should vow or offer tithes to God, as appears from the example of Abraham and Jacob. Moreover, the Apostle infers that the priesthood of Melchisedec was superior to that of the Law, because, when Abraham paid him tithes, he also received tithes of Levi himself. (Genesis 14:20; 28:22; Hebrews 7:11.) But there were two different and special reasons for this payment of tithes, which God ordained by Moses. First, because the land had been promised to the seed of Abraham, the Levites were the legitimate inheritors of a twelfth part of it; but they were passed over, and the posterity of Joseph divided into two tribes: unless, therefore, they had been provided for in some other way, the distribution would have been unequal. Again, forasmuch as they were employed in the sanctuary, their labor was worthy of some remuneration, nor was it reasonable that they should be defrauded of their subsistence, when they were set apart for the performance of the sacred offices, and for the instruction of the people. Two reasons are consequently laid down why God would have them receive tithes from the rest of the people, viz., because they had no part in Israel, and because they were engaged in the service of the tabernacle. ... ‘The priesthood being changed, THE RIGHT ALSO IS AT THE SAME TIME TRANSFERRED.’ (Hebrews 7:12.) The Apostle there contends, that whatever the Law had conferred on the Levitical priests now belongs to Christ alone, since their dignity and office received its end in Him.” [= Berkenaan dengan text ini, Allah menuntut persembahan persepuluhan dari bangsa itu untuk pemeliharaan suku Lewi. Memang pasti bahwa kebiasaan itu telah ada sejak jaman dulu di antara bapa-bapa leluhur kuno sebelum hukum Taurat, sehingga mereka menazarkan dan mempersembahkan
Sekarang kita lihat exposisi A. W. Pink tentang Ibr 7 berkenaan dengan persembahan persepuluhan.
A. W. Pink: “There is one other passage to be looked at, namely Hebrews 7:5 and 6: ‘And verily they that are of the sons of Levi, who receive the office of the priesthood, have a commandment to take tithes of the people according to the law, that is, of their brethren, though they come out of the loins of Abraham: But he, whose descent is not counted from them, received tithes of Abraham, and blessed him that had the promises.’ (Notice the order: ‘received tithes of Abraham, and blessed him that had the promises’). And without all contradiction the less is blessed of the better.’ In the seventh chapter of Hebrews the Holy Spirit through the apostle Paul is showing the superiority of Christ’s priesthood over the order of the priesthood of the Levites, and one of the proofs of which He establishes the transcendency of the Melchizedek order of the priesthood of Christ was that Abraham, the father of the chosen people, acknowledged the greatness of Melchizedek by rendering tithes to him. The reference in Hebrews 7 is to what is recorded in Genesis 14, where we have two typical characters brought before us - Melchizedek, a type of Christ in three ways: first, in his person, combining the kingly and the priestly offices; second, a type of Christ in his names, combining righteousness and peace, for ‘Melchizedek’ itself means ‘peace’; and third, a type of Christ in that he pronounced blessing on Abraham and brought forth bread and wine, the memorials of his death. But not only was Melchizedek there a type of Christ, but Abraham was also a typical character, a representative character, seen there as the father of the faithful; and we find he acknowledged the priesthood of Melchizedek by giving him a tenth of the spoils which the Lord had enabled him to secure in vanquishing those kings, and as that is referred to in Hebrews, where the priesthood of Christ and our blessings from our relations to it and our obligation to it are set forth, the fact that Abraham paid tithes to Melchizedek as mentioned there, indicates that as Abraham is the father of the faithful, so he left an example for us, his children, to follow - in rendering tithes unto Him of whom Melchizedek was the type. And the beautiful thing in connection with the Scripture is that the last time the tithe is mentioned in the Bible (here in Hebrews 7) it links the tithe directly with Christ Himself. All intermediaries are removed. In the Old Testament the tithes were brought to the priests, then carried into the storehouse, but in the final reference in Scripture, the tithe is linked directly with Christ, showing us that our obligations in the matter are concerned directly with the great Head of the Church.” [= Di sana ada satu text yang lain untuk dilihat, yaitu Ibr 7:5 dan 6: ‘Dan mereka dari anak-anak Lewi, yang menerima jabatan imam, mendapat tugas, menurut hukum Taurat, untuk memungut persepuluhan dari umat Israel, yaitu dari saudara-saudara
Catatan: ada kesalahan dalam kata-kata A. W. Pink di atas ini. Nama ‘Melkisedek’ bukan berarti ‘damai’ tetapi ‘raja kebenaran’ (Ibrani 7:2).
A. W. Pink: “Again, in proportion as the priesthood of Christ is superior to the priesthood of Aaron, so are our obligations to render tithes to Him. The Aaronic priesthood was recognized and owned by Israel through their payment of the tithe to them. In the seventh chapter of Hebrews the Holy Spirit has argued the superiority of the priesthood of Christ, which is after the order of Melchizedek, on the fact, or on the basis of the fact rather, that Melchizedek himself received tithes from Abraham. That is the very argument the Holy Spirit uses there to establish the superiority of the Mechizedek order of Christ’s priesthood. He appeals to the fact as recorded in Genesis 14, that Melchizedek, who was the type of Christ, received tithes from Abraham, and argues from that that inasmuch as Levi was in the loins of Abraham, therefore the Melchizedek priesthood of Christ is greater than that of Aaron because Abraham himself paid tithes to Melchizedek, who is a type of Christ. Therefore, in proportion to the greater blessings and privileges that we enjoy, we are under deeper obligations to God; and in proportion as Christ’s priesthood is superior to that of the Levites, so is our obligation the greater to render tithes unto the Lord today, than that under which His people lived in Old Testament times.” [= Sebagai tambahan, karena dalam perbandingan imamat Kristus lebih tinggi dari imamat Harun, demikianlah kewajiban-kewaj
A. W. Pink: “‘To whom also Abraham gave a tenth part of all’ (verse 2). Melchizedek’s ‘blessing’ of Abraham was the exercise of his priesthood; Abraham’s paying him tithes was the recognition of it. Abraham had just obtained a most memorable victory over the kings of Canaan, and now in his making an offering to Melchizedek, he acknowledged that it was God who had given him the victory and owned that Melchizedek was His servant. Under the Mosaic dispensation we find the Levitical priests were supported by the tithes of the people: Numbers 18:24. In like manner, God’s servants today ought to be so maintained: 1 Corinthians 9:9,10. Melchizedek’s receiving of Abraham’s tithe was a sacerdotal act: it was given as to God, and received by His officer in this world. This comes out plainly in the apostle’s reasoning thereon in the later verses.” [= ‘Kepada siapa juga Abraham memberi sepersepuluh dari semuanya’ (ay 2). Berkat Melkisedek kepada Abraham adalah pelaksanaan dari imamatnya; pemberian persembahan persepuluhan oleh Abraham kepadanya adalah pengakuan tentang hal itu. Abraham baru memperoleh suatu kemenangan yang paling mengesankan atas raja-raja Kanaan, dan sekarang dalam pemberian persembahannya kepada Melkisedek, ia mengakui bahwa adalah Allah yang telah memberinya kemenangan dan mengakui bahwa Melkisedek adalah pelayanNya. Di bawah jaman Musa kita mendapati imam-imam Lewi disokong oleh persembahan persepuluhan dari bangsa itu: Bilangan 18:24. Dengan cara yang sama, pelayan-pelayan
Catatan: Saya kira 1Kor 9:9-10 seharusnya lebih tepat diganti dengan 1Korintus 9:13-14.
1Kor 9:9-14 - “(9) Sebab dalam hukum Musa ada tertulis: ‘Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik!’ Lembukah yang Allah perhatikan? (10) Atau kitakah yang Ia maksudkan? Ya, untuk kitalah hal ini ditulis, yaitu pembajak harus membajak dalam pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam pengharapan untuk memperoleh bagiannya. (11) Jadi, jika kami telah menaburkan benih rohani bagi kamu, berlebih-lebiha
A. W. Pink: “At a very early date the Lord made it known that a definite portion of the saints’ income should be devoted to Him who is the Giver of all. There was a period of twenty-five centuries from Adam until the time that God gave the law to Israel at Sinai, but it is a great mistake to suppose that His people were, at that time, without a definite communication from Him upon their several duties. A careful study of the book of Genesis reveals clear traces of a primitive revelation, which seems to have centered about these things: the offering of sacrifices to God, the observance of the Sabbath, and the giving of tithes. While we cannot today place our finger upon any positive enactment or command of God for any of those three things in those early days, nevertheless, from what is recorded we are compelled to assume that such must have been given.” [= Pada saat yang sangat awal Tuhan menyatakan bahwa suatu bagian tertentu dari penghasilan orang-orang kudus harus dikhususkan bagi Dia yang adalah sang Pemberi dari semua. Di sana ada periode dari 25 abad dari Adam sampai saat dimana Allah memberikan hukum Taurat kepada Israel di Sinai, tetapi merupakan suatu kesalahan yang besar untuk menganggap bahwa umatNya pada saat itu berada tanpa suatu pemberian pesan tertentu dari Dia tentang beberapa kewajiban mereka. Suatu pembelajaran yang teliti tentang kitab Kejadian menyatakan jejak-jejak yang jelas dari suatu wahyu primitif, yang kelihatannya telah berpusat pada hal-hal ini: persembahan dari korban-korban kepada Allah, perayaan / ketaatan tentang Sabat, dan pemberian persembahan persepuluhan. Sekalipun kita pada jaman ini tidak bisa menunjuk dengan jari kita pada undang-undang atau perintah yang positif dari Allah untuk yang manapun dari tiga hal itu pada jaman awal, tetapi dari apa yang dicatat kita dipaksa untuk menganggap bahwa hal-hal seperti itu pasti telah diberikan.] - ‘An Exposition of Hebrews’, Vol 1, hal 423-424 (AGES).
Memang tentang memberi korban kepada Allah, itu sudah ada pada jaman Kain dan Habel, padahal belum pernah ada perintahnya. Dari mana mereka tahu itu harus diberikan?
Larangan bekerja pada hari Sabat sudah ada dalam Kel 16, sebelum hukum tentang hari Sabat diberikan dalam Kel 20:8-11. Tetapi untuk larangan dalam Kel 16 itu ada firman Tuhan yang jelas.
Dan memberikan persembahan persepuluhan dilakukan oleh Abraham (Kej 14:20) dan Yakub (Kej 28:22), sebelum pertama-kalinya
A. W. Pink: “No one can point to a ‘thus saith the Lord’ requiring Noah to offer a sacrifice to Him, nor can we assign chapter and verse giving a command for the saints to tithe ere the law was given; yet is it (it is?) impossible to account for either without presupposing a revelation of God’s mind on those points. The fact that Abraham did give a tithe or tenth to Melchizedek, intimates that he acted in accordance with God’s will. So too the words of Jacob in Genesis 28:22 suggests the same thing. This principle of recognizing God’s ownership and owning His goodness, was later incorporated into the Mosaic law: Leviticus 27:30. Finally, it is taken note of here in Hebrews 7, and in the humble judgment of the writer the passage which is before us presents an argument which admits of no refutation. Abraham paid tithes to Melchizedek, and Abraham is the father of all that believe (Romans 4; Galatians 3). He is the pattern man of faith. He is the outstanding exemplar of the stranger and pilgrim on earth whose Home is in Heaven. Melchizedek is the type of Christ. If then Abraham gave the tithe to Melchizedek, most assuredly every Christian should give tithes to Christ, our great High Priest.” [= Tak seorangpun bisa menunjuk pada kata-kata ‘demikianlah firman Tuhan’ yang menuntut Nuh untuk mempersembahkan
Nuh juga tak pernah mendapat perintah untuk mempersembahkan
Juga satu hal lagi berkenaan dengan korban yang diberikan oleh Nuh. Dari mana ia tahu mana binatang yang haram dan yang tidak haram? Itu tak pernah diberitahukan kepadanya, dan baru muncul dalam hukum Taurat (Im 11). Tidak bisa tidak, kita harus menyimpulkan bahwa itu diberitahukan kepadanya oleh Tuhan, sekalipun hal itu tidak diceritakan dalam Alkitab.
Kejadian 7:2,8-9 - “(2) Dari segala binatang yang tidak haram haruslah kauambil tujuh pasang, jantan dan betinanya, tetapi dari binatang yang haram satu pasang, jantan dan betinanya; ... (8) Dari binatang yang tidak haram dan yang haram, dari burung-burung dan dari segala yang merayap di muka bumi, (9) datanglah sepasang mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu, jantan dan betina, seperti yang diperintahkan Allah kepada Nuh.”.
Kejadian 8:20 - “Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan
0 Response to "Tafsiran Ibrani 7: 4-8 - Perpuluhan"
Post a Comment