MENEROPONG MISTERI KEHIDUPAN dan KEMATIAN
Saturday, September 15, 2018
Add Comment
By. Pdt. Samuel T. Gunawan, SE., M.Th.
MENEROPONG MISTERI KEHIDUPAN dan KEMATIAN. “Masa
hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun,
dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya
buru-buru, dan kami melayang lenyap. Siapakah yang mengenal kekuatan
murka-Mu dan takut kepada gemas-Mu? Ajarlah kami menghitung hari-hari
kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana”
(Mazmur 90:10-12)
Pertanyaan
tentang kehidupan dan kematian manusia adalah pertanyaan yang klasik
dan universal sifatnya. Misteri ini tercermin dari pertanyaan-pertanyaan
seperti : dari mana asalku? mengapa aku ada dan hidup? kemana aku
pergi? Inilah pertanyaan yang telah berabad-abad ditanyakan manusia dan
mereka berusaha mencari jawaban.
PANDANGAN MANUSIA TENTANG KEHIDUPAN
Bagaimanakah
orang-orang memandang kehidupan ini ? Ada berbagai jawaban, diantaranya
: “Hidup bagaikan sebuah sirkus; bagai sebuah daerah ranjau; bagai
sebuah teka-teki; bagai sebuah simfoni; bagai sebuah perjalanan; dan
seperti sebuah mimpi”. Yang lainnya mengatakan, “hidup ini bagaikan
sebuah roda yang berputar, kadang di atas dan kadang di bawah, dan
kadang hanya berputar-putar”.
Tanpa kita sadari
gambaran atau metafora kita tentang hidup akan mempengaruhi kehidupan
kita; menentukan harapan-harapan kita, nilai-nilai, hubungan-hubungan,
sasaran-sasaran dan prioritas-prioritas kita. Contohnya : Jika kita
menganggap kehidupan adalah sebuah pesta, maka nilai utama kita dalam
kehidupan ini adalah bersenang-senang. Jika kita melihat hidup ini
sebagai sebuah balapan maka kita akan menghargai kecepatan dan sering
berada dalam ketergesa-gesaan. Jika kita memandang hidup sebagai sebuah
pertandingan lari marathon, maka kita akan menghargai ketekunan. Jika
kita memandang kehidupan sebagai pertempuran atau permainan, maka menang
akan menjadi sangat penting bagi kita.
REALITA HIDUP MANUSIA
Selama
kita hidup, ada realita-realita yang tidak boleh kita abaikan.
Memperhatikan realita-realita ini dengan seksama menyebabkan kita
berpikir kembali untuk menjalani hidup dengan bijaksana. Pertama, setiap
hari, semua orang yang hidup bertambah usianya. Berdasarkan kronologis
(urutan waktu), usia biologis manusia menurut pengalaman Pemazmur pada
umumnya adalah 70 tahun dan bisa mencapai 80 tahun. Pemazmur mengatakan
“Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh
tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab
berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap” (Mazmur 90:10). Inilah
fakta pertama dan terpenting: seiring bertambahnya usia berarti hidup
biologis kita berkurang bila dilihat dalam kronologis waktu.
Kedua,
menurut ilmu pengetahuan alam, yang kita kenal sebagai hukum
Termodinamika II, bahwa segala sesuatu yang ada di dunia bersifat
merosot atau berkurang. Contoh, batu baterai tanpa digunakan pun tenaga
yang tersimpan di dalamnya akan semakin merosot. Gedung yang megah bila
tidak dirawat akan menjadi lapuk dengan sendirinya. Taman bunga yang
indah tanpa dirawat akan rusak dan dipenuhi semak belukar. Demikian juga
dengan hidup jasmaniah manusia akan merosot, sebagaimana yang Paulus
katakan dalam 2 Korintus 4:16. Berdasarkan, hukum Termodinamika II,
bahwa setiap orang seiring bertambahnya usia akan mengalami kemerosotan
biologis (jasmaniah). Sebagian orang berusaha menyangkali penuaan ini
dan berusaha mempertahankan kemudaannya yang perlahan-lahan mulai
hilang. Kosmetik dan krim kecantikan walau pun penting dan bermanfaat,
tidak mampu menyembunyikan keriput dan noda ketuaan. Inilah fakta kedua:
siapapun tidak mampu menahan proses penuaan!
Ketiga,
ciri-ciri penuaan adalah kemerosotan. Berdasarkan gerontologi atau ilmu
tentang lanjut usia, ada tiga bentuk kemorosotan yang akan dialami
manusia. (1) Secara biologis, menjadi tua berarti merosotnya kondisi
fisik dan keadaan kesehatan. Saat kita makin tua kemampuan reflek akan
berkurang; lensa mata menjadi kurang elastis, penglihatan kurang tajam
dan tidak dapat melihat jauh (istilah medis “presbiopa”); dan pada
berbagai tingkat daya pendengaran mulai berkurang (istilah medis
“presbikusis”). (2) Secara psikologis, menjadi tua berarti merosotnya
kemampuan berpikir dan mengingat (istilah medis “dimensia”). (3) Secara
kronologis, menjadi tua berarti merosotnya usia hidup. Seiring
bertambahnya usia, berarti semakin berkurang kesempatan hidup, dengan
kata lain, semakin dekat dengan kematian jasmaniah. Inilah fakta ketiga:
setiap orang pasti akan mati! ketika kematian datang menjemput, tak
seorangpun sanggup menolaknya!
HIDUP BIJAKSANA DAN MENENTUKAN PRIORITAS
Pemazmur,
setelah mengetahui betapa singkatnya hidup ini, memohon kepada Tuhan,
“ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh
hati yang bijaksana” (Mazmur 90:12). Kehidupan di bumi bersifat
sementara jika dibandingkan dengan kekekalan. Karena itu harus
dimanfaatkan secara maksimal dan dijalani dengan bijaksana. Paulus
menasihati Titus supaya memberitakan ajaran sehat kepada jemaat, yang
mencakup nasihat agar jemaat yang tua baik pria ataupun wanita hidup
bijaksana dan menjadi teladan (Titus 2:1-5). Karena itu penting
menjalani hidup dengan mengutamakan hal-hal yang
menjadi prioritas kita karena waktu yang terbatas (Efesus 5:15-17).
Orang-orang yang ada di sekitar kita, anak, isteri, suami, orang tua,
teman-teman, akan mati dan kita pun akan mati. Kasihi dan hargailah
mereka selagi masih bisa. Sebab jika sudah tidak ada, kita tidak bisa
berbuat apa-apa. Ada pepatah yang mengatakan “Yesterday is history,
tomorrow is misteri, today is reality” . Artinya, hari kemarin adalah
sejarah, hari esok adalah misteri, hari ini adalah kenyataan. Waktu dan
kesempatan yang kita punya dalam hidup ini sangat terbatas, karena itu
manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Jangan menunda apa yang bisa dilakukan
sekarang. Percaya kepada Yesus, meninggalkan hidup jahat dan berdosa,
pergi ke geraja beribadah dan melayani Tuhan, menyatakan kasih sayang
pada orang-orang yang dekat, lakukan sekarang sebab kita tidak tahu
apakah masih ada kesempatan hari esok untuk kita.
MISTERI KEMATIAN
Sama
dengan misteri kehidupan, masalah kematian juga merupakan misteri yang
penuh dengan berbagai teka-teki yang membingungkan. Tidak ada seorangpun
yang tahu kapan kematian itu akan datang menjemputnya. Tidak ada
seorang pun yang tahu pasti berapa panjang usianya di dunia ini. Bila
kita melakukan riset singkat ke kuburan, dan mencatat usia mereka yang
meniggal, pastilah kita akan menemukan berbagai jenis usia, mulai dari
bayi, anak kecil, remaja, pemuda, dewasa, dan orang tua yang usianya
mungkin mencapai 100 tahun sesungguhnya kita tidak bisa mengukur atau
menebak berapa usia seseorang. Statistik dunia memberitahukan kita bahwa
setiap dua setengah detik, ada seorang manusia yang meninggal dunia.
Sekali lagi, semua fakta memberikan kita teka-teki tentang misteri
kematian, sekaligus memberikan tanda peringatan agar kita bersiap-siap
menghadapi kematian bila datang menjemput.
Kematian
merupakan misteri karena itu dalam perjalanan dan pengalaman manusia
menghadapi masalah kematian muncul berbagai tafsiran yang mencoba
menjawab apakah makna kematian itu, dan bagaimana pula dengan seluk
beluknya. Secara umum, “mati adalah ketika jantung seseorang berhenti
berdetak atau otaknya berhenti bekerja, atau berhentinya hembusan nafas
seseorang, dan atau tubuhnya menjadi mayat yang kaku dan dingin”. Ini
adalah definisi medis phisikal.
PANDANGAN ALKITAB TENTANG KEMATIAN
Lalu,
apakah pandangan Alkitab tentang kematian? Pertama, mati berarti
kembalinya tubuh manusia ke tanah atau debu, dan kembalinya roh manusia
kepada Allah (Pengkhotbah 12:7). Bagi mereka yang ketika masih hidup di
dunia ini tidak percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamat, roh dan jiwanya akan pergi ke Kerajaan Maut atau Neraka
(Lukas 16:23). Sedangkan bagi yang percaya kepada Tuhan Yesus rohnya
akan pergi ke Firdaus atau Surga (Lukas 16:22; 23:43). Jelas sekali
bahwa Alkitab mengajarkan bahwa masalah kekekalan itu ditentukan 100 %
oleh kedaulatan Allah dan anugerah, tanpa sedikit pun jasa dan usaha
manusia. Manusia hanya menerima dengan imannya dengan iman.
Kedua,
mati berarti melepaskan tempat tinggal di dunia ini (2 Koruntus 5:1; 2
Petrus1:14). Artinya tubuh yang fana ini akan ditinggalkan baik
dikuburkan dalam tanah, atau dikremasikan menjadi abu. Lalu, kelak pada
saat kedatangan Kristus kedua kali nanti, semua roh yang meninggal akan
diberikan tubuh yang baru, dan mereka yang masih hidup tubuhnya akan
diubahkan.
Ketiga, mati berarti berakhirnya hidup
di dunia yang hanya sekali, dan siap menghadapi pengadilan Allah (Ibrani
9:27). Ini juga merupakan penolakan terhadap konsep reinkarnasi yang
percaya bahwa sejarah manusia merupakan lingkaran (serkular).
Sesungguhnya sejarah manusia itu adalah garis lurus (linear).
Penghakiman akhir yang dilakukan Allah bukan di dasarkan atas perbuatan
seseorang melainkan berdasarkan iman seseorang kepada Kristus. Sedangkan
bagi yang sudah beriman akan menghadapi pengadilan untuk
pertanggungjawaban atas semua karunia yang sudah dititipkan kepadanya
untuk digunakan dalam konteks Kerajaan Surga (Bandingkan Yohanes 3:18;
Wahyu 20:11-15).
SEBUAH PENGHARAPAN
Secara
saintifik dan teknologi modern, tidak ada obat penyembuh bagi kematian.
Yang ada hanyalah usaha untuk menunda kematian fisikal khususnya dari
sakit penyakit. Sedangkan kematian rohani (spiritual) hanya dapat
disembuhkan dengan satu-satunya cara, yaitu beriman kepada Tuhan Yesus
Kristus (Yohanes 3:16; 5:24; 11:25), sebab : kematian Yesus adalah
kehendak Allah demi kasihNya kepada manusia berdosa (Matius 26:39;
Ibrani 2:9); dan kematian Kristus telah membayar hukuman yang harus kita
bayar (Efesus 5:2; 1 Petrus 2:24). Sesungguhnya waktu kematian sudah
ditentukan oleh Tuhan. Ketika kematian datang menjemput kita yang mati
dalam Kristus akan bersama-sama dengan Dia untuk selama-lamanya. (Ibrani
9:27). Sebelum Yesus datang kedua kalinya, kematian fisik akan berlaku
bagi orang percaya maupun tidak. Pada hari kiamat nanti, bagi yang belum
mati, tubuhnya akan diubahkan dari yang alamiah menjadi yang rohaniah
(1 Korintus 15:51,52; 1 Tesalonika 4:16,17).
“Sebab
pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan
sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan
mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu,
kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan
mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan
selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan” (1 Tesalonika 4:16-18). Amin
0 Response to "MENEROPONG MISTERI KEHIDUPAN dan KEMATIAN"
Post a Comment