Kristus Menghormati Umat-Nya


Kristus Menghormati Umat-Nya

“apabila Ia datang pada hari itu untuk dimuliakan di antara orangorang kudus-Nya” 2 Tesalonika 1:10

Orang percaya menghormati Allah, oleh sebab itu Allah juga menghormati mereka. Siapapun yang berusaha memuliakan Allah tidak akan rugi. Tidak saja Allah akan memuliakan mereka pada hari kunjungan-Nya; Ia mengaruniakan kehormatan kepada mereka di dalam kehidupan ini. Orang mungkin bertanya, “Bagaimana caranya Tuhan memuliakan umat-Nya yang setia? 


Bukankah kita telah menjadi kotoran dunia ini?” Tentu saja anugerah ini belum sempurna diberikan di sini. Selama masih ada dosa, kita akan menuai kehinaan. Di dalam kehidupan ini, kita akan mendapatkan rupa-rupa pengecualian. Di sini kita mengalami kehormatan dan kehinaan, reputasi jelek dan reputasi baik. Di sini, Allah baru mulai memuliakan dan memberikan kita kehormatan. 

Tepuk tangan atau sanjungan khalayak umum jarang kita peroleh tanpa berkompromi, dan tanpa dosa (Yohanes. 15:19). Oh kiranya di dalam perjalanan hidup sehari-hari kita tidak memberi peluang untuk dicela oleh orang fasik, tetapi satu-satunya 'kesalahan' yang mereka dapati hanyalah pengakuan iman kita! Mereka tidak mendapati kesalahan apapun untuk melawan Daniel kecuali dalam hal ibadah kepada Allahnya (Dan. 6:5). 

Tetapi jika kita terlalu peduli dengan reputasi baik dalam pelaksanaan iman kita, bukankah ini kemuliaan yang sia-sia? Kita perlu selalu mengedepankan tugas kewajiban dan membiarkan Allah yang mengurus soal berkat. Manusia pada umumnya melakukan yang sebaliknya. Mereka suka menikmati berkat, dan mengabaikan tugas. 

Banyak orang lalai dalam pelayanan, tetapi mengejar pujian. Kita harus waspada terhadap bisikan rahasia kesiasiaan, khayalan pujian yang semu, dan refleksi kedagingan. Seharusnya kita mencari berkat-berkat dari Allah, dan bukan dari manusia. Kasih karunia-Nya dicurahkan demi mendukung iman kita. Sudah tentu kemuliaan Allah haruslah menjadi tujuan pertama dan utama kita. 

Manusia umumnya berhasrat akan kemasyhuran di dalam dunia ini untuk meningkatkan keuntungan-keuntungan kedagingan, sebaliknya sasaran utama kita senantiasa demi kemuliaan Allah. Sepatutnya kita senantiasa melihat diri sendiri sebagai alat belaka bagi tujuan akhir yang agung ini. Kehormatan yang memang kita terima merupakan topangan yang indah dalam kesinambungan pekerjaan Allah, dan hati nurani yang lembut tidak akan mengagungkan kehormatan secara berlebihan.

Diterjemahkan dari buku “Voices From The Past” dengan cuplikan tulisan Thomas Manton (1620-1677), By Faith, pp. 59-63

 


0 Response to "Kristus Menghormati Umat-Nya "

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel