Carilah Dia dan Nikmatilah
Tuesday, September 25, 2018
Add Comment
“Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah” Mazmur 42:2
Mereka yang menikmati Allah senantiasa masih terus mencari Dia. Mereka senantiasa hidup bergantung dan berhasrat menikmati persekutuan yang lebih erat dengan-Nya. Orang fasik senantiasa menjauhi Allah dan mencari perlindungan di luar Allah.
Seluruh kecenderungan jiwa orang percaya di hadapan Allah dilukiskan dengan kata kerja yang bergerak: berlari mendapatkan, yaitu hasrat kita untuk menikmati Allah; dan berupaya, yaitu ketekunan kita memanfaatkan semua alat dan cara. Kepedulian terbesar jiwa kita adalah untuk bertemu dengan Allah, agar Ia menuntun, menghibur, menguatkan, menyucikan dan mengajar kita untuk menikmati anugerah-Nya. Jika kita sungguh-sungguh ingin bertemu dengan-Nya, kita dapat menemukan Dia di dalam Firman-Nya, di dalam doa, dan di dalam persekutuan dengan umat-Nya. Menikmati persekutuan dengan Kristus merupakan tujuan dari semua usaha kita.
Melayani Allah adalah satu hal, tetapi mencari Dia adalah hal yang lain. Melayani Allah artinya menjadikan Dia obyek dari ibadah kita, sedangkan mencari Allah adalah menjadikan ibadah kita menemukan Dia. Kebanyakan orang yang berada di sekitar istana, tidak berbicara dengan sang penguasa istana. Seorang pejabat resmi bergerak dari satu posisi ke posisi lain, dan merasa puas atas tugasnya yang rampung.
Orang yang saleh berusaha untuk selalu berjalan bersama Allah. Apabila Allah belum ditemukan di sini, kita harus melanjutkan pencarian sampai menemukan Dia di tempat berikutnya. Kadang kala, Allah tidak ditemukan di tempat umum, tetapi Ia dapat ditemukan di tempat pribadi. Di dalam doa, kebanyakan kita biasanya datang langsung untuk mengalami Allah. Jika anda tidak dapat menemukan Allah di dalam doa, carilah Dia di dalam perjamuan kudus, atau di dalam Firman.
Jika Ia tidak hadir secara nyata di dalam Firman, carilah Ia melalui meditasi. Apabila kita telah mencoba mencari Dia di dalam ibadah umum, dan Ia tidak memperdengarkan suara-Nya, Ia mungkin dapat ditemukan di malam hari saat kita bermeditasi. Kita wajib terus melanjutkan pencarian. Kepongahan manusia duniawi adalah membuang semua usaha pencariannya begitu Allah tidak dapat ditemui saat itu juga. Kita harus terus mencari, laksana Yakub: “aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku” (Kej. 32:26).
Diterjemahkan dari buku “Voices From The Past” dgn cuplikan karya Thomas Manton (1620-1677), Psalm 119, I:16-18
0 Response to "Carilah Dia dan Nikmatilah "
Post a Comment