Ayat-ayat yang Seolah-olah Menunjukkan Keselamatan Karena Perbuatan Baik
Friday, September 21, 2018
Add Comment
Pdt.budi asali,m.div.
Sebelum kita melihat ayat-ayat itu, saya tegaskan dulu, bahwa
bagaimanapun bunyi ayat-ayat itu, kita tak boleh menafsirkan ayat-ayat itu
sehingga menjadi bertentangan dengan kelompok ayat-ayat yang menunjukkan bahwa
keselamatan itu oleh iman saja dan sama sekali bukan oleh perbuatan baik /
ketaatan kita. Merupakan suatu prinsip Hermeneutics yang sangat penting, bahwa
dua kebenaran / ayat Alkitab tidak bisa saling bertentangan.
Sekarang mari kita perhatikan ayat-ayat
itu:
1) Matius
7:21 - “Bukan
setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan
Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga.”.
Jawab:
Sepintas lalu memang ayat ini menekankan perbuatan baik / ketaatan supaya bisa
masuk surga. Tetapi kontext menunjukkan bahwa ayat ini ditujukan kepada
nabi-nabi palsu (Mat 7:15), dan karena itu Yesus tidak pernah mengenal
mereka, dan mereka disebut sebagai ‘pembuat kejahatan’ (Mat 7:23).
Mat 7:15-23 - “(15) ‘Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan
menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
(16) Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah
anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? (17) Demikianlah setiap
pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik
menghasilkan buah yang tidak baik. (18) Tidak mungkin pohon yang baik itu
menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu
menghasilkan buah yang baik. (19) Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah
yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. (20) Jadi dari buahnyalah
kamu akan mengenal mereka. (21) Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu:
Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan
kehendak BapaKu yang di sorga. (22) Pada hari terakhir banyak orang akan
berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan
mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? (23)
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku
tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat
kejahatan!’”.
Karena mereka bukan orang percaya / tidak pernah menjadi
orang percaya, maka Yesus berkata bahwa Ia tidak pernah mengenal mereka, dan
mereka selalu berbuat dosa sehingga disebut sebagai ‘pembuat
kejahatan’. Jadi, Mat 7:21 yang
sedang dipersoalkan, memang cocok dengan mereka, karena sebagai nabi-nabi
mereka banyak bicara tentang ‘Tuhan’, tetapi sebagai nabi-nabi palsu, mereka sama sekali tidak
melakukan kehendak Bapa. Calvin menghubungkan kata-kata ‘melakukan kehendak
Bapa’ ini dengan Yoh 6:40.
Yoh 6:40 - “Sebab inilah kehendak BapaKu,
yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak
dan yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku
membangkitkannya pada akhir zaman.’”.
Bdk. Yoh 6:28-29 - “(28) Lalu kata mereka kepadaNya: ‘Apakah
yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki
Allah?’ (29) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Inilah pekerjaan
yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah
diutus Allah.’”.
Kata ‘pekerjaan’ dalam ay 28 ada dalam bentuk jamak (ERGA = works),
tetapi kata ‘pekerjaan’ dalam ay 29 ada dalam bentuk tunggal (ERGON = work).
Jadi, Yesus memaksudkan: hanya satu hal yang Allah kehendaki untuk kamu
lakukan, yaitu percaya kepada Yesus! Calvin berkata bahwa pada waktu Yesus
menyebut iman sebagai work / pekerjaan, Ia tidak berbicara dengan
akurasi yang ketat. Tentu bukan maksud Calvin untuk mengatakan bahwa Yesus
salah bicara! Maksudnya Ia menggunakan kata itu bukan dalam arti teologis yang
ketat. Alasan
Calvin adalah: Ro 3:27-28 mengatakan bahwa iman tidak termasuk sebagai work
/ pekerjaan.
Roma 3:27-28 - “(27) Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah?
Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan
iman! (28) Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan
karena ia melakukan hukum Taurat.”.
Jadi, orang-orang dalam Mat 7:21 adalah nabi-nabi
palsu yang bukan orang-orang percaya, dan mereka tidak punya perbuatan baik
sama sekali, dan karena itu mereka tak bisa masuk surga. Karena itu, ayat ini
tidak ada urusannya sama sekali dengan keselamatan karena perbuatan baik!
2) Yohanes 5:28-29
- “(28)
Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang
yang di dalam kuburan akan mendengar suaraNya, (29) dan mereka yang telah berbuat
baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka
yang telah berbuat jahat akan bangkit
untuk dihukum.”.
Karena arahnya sama, maka saya gabungkan di sini text
di bawah ini.
Gal 6:7-8 - “(7) Jangan sesat! Allah tidak
membiarkan diriNya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang
akan dituainya. (8) Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan
menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa
menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.”.
Gal 6:8 (KJV): ‘For he that soweth to his
flesh shall of the flesh reap corruption; but he that soweth to the
Spirit shall of the Spirit reap life everlasting.’ (= Karena ia yang menabur kepada dagingnya akan menuai
kerusakan / kebusukan dari daging; tetapi ia yang menabur kepada Roh akan
menuai hidup yang kekal dari Roh.).
Gal 6:8 (NIV): ‘The one who sows to please
his sinful nature, from that nature will reap destruction; the one who sows to please the
Spirit, from the Spirit will reap eternal life.’ (= Orang yang
menabur untuk menyenangkan natur berdosanya, akan menuai kebinasaan dari natur
itu; orang yang menabur untuk menyenangkan Roh, akan menuai hidup yang kekal
dari Roh.).
Jawab:
Lagi-lagi, kalau dilihat sepintas, 2 text di atas ini menekankan bahwa orang
yang berbuat jahat / tidak berbuat baik akan masuk neraka dan orang yang
berbuat baik akan masuk surga. Tetapi mari kita analisa / pelajari dengan lebih
mendalam.
Saya sudah pernah membahas bahwa manusia berdosa di
luar Kristus sama sekali tidak bisa berbuat baik. Hanya kalau seseorang
sudah percaya kepada Kristus, maka ia menerima Roh Kudus (Kis 2:38 Ef 1:13), sehingga ia mulai bisa berbuat baik
(Gal 5:22-23 - buah Roh Kudus).
Karena itu, pada waktu dikatakan bahwa orang-orang
yang berbuat baik akan masuk surga dalam kedua text di atas, mereka jelas
adalah orang-orang yang beriman kepada Kristus, dan imannya yang menyelamatkan,
bukan perbuatan baiknya. Tetapi mengapa perbuatan baiknya yang ditekankan?
a) Karena iman
tidak kelihatan, sedangkan perbuatan baik kelihatan, maka yang ditekankan
adalah perbuatan baik, yang sebetulnya hanya merupakan bukti dari iman.
Sedangkan orang-orang yang berbuat jahat / tidak berbuat baik itu menunjukkan
bahwa mereka bukan orang percaya, dan karena itu mereka masuk neraka. Jadi
perbuatan merupakan sesuatu yang membedakan orang percaya dan orang yang tidak
percaya.
b) Untuk
mendorong orang-orang percaya untuk berbuat baik.
3. Mat
25:31-46 - “(31)
‘Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaanNya dan semua malaikat bersama-sama
dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaanNya. (32) Lalu
semua bangsa akan dikumpulkan di hadapanNya dan Ia akan memisahkan mereka
seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, (33) dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kananNya dan kambing-kambing di sebelah kiriNya. (34) Dan Raja itu akan
berkata kepada mereka yang di sebelah kananNya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah
Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. (35) Sebab ketika Aku lapar,
kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku
seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; (36) ketika Aku telanjang, kamu
memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam
penjara, kamu mengunjungi Aku. (37) Maka orang-orang benar itu akan
menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami
memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? (38) Bilamanakah
kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan,
atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? (39) Bilamanakah kami melihat
Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? (40) Dan Raja
itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu
yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu
telah melakukannya untuk Aku. (41) Dan Ia akan berkata juga kepada mereka
yang di sebelah kiriNya: Enyahlah dari
hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang
telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. (42) Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku
makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; (43) ketika Aku seorang
asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak
memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku.
(44) Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat
Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit,
atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? (45) Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala
sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini,
kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. (46) Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang
benar ke dalam hidup yang kekal.’”.
a) Satu hal
yang perlu diperhatikan adalah bahwa sebutan ‘domba’ dan ‘kambing’ dalam
Mat 25:32-33 sudah jelas menunjukkan bahwa kelompok yang pertama adalah
orang-orang yang percaya, dan kelompok yang kedua adalah orang-orang yang tidak
percaya.
Juga perhatikan bahwa ‘domba-domba’ itu 2 x disebut sebagai ‘orang benar’ (ay 37,46b)
b) Kata-kata ‘terimalah
Kerajaan yang telah disediakan
bagimu sejak dunia dijadikan’ jelas menunjukkan bahwa domba-domba / orang-orang
percaya itu adalah orang-orang pilihan.
c) Ayat ini
merupakan suatu dorongan bagi orang-orang percaya untuk berbuat baik.
d) Orang-orang
yang tidak berbuat baik, menunjukkan bahwa mereka bukan orang percaya.
4. Ro
2:6-13 - “(6)
Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, (7) yaitu
hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun
berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, (8) tetapi
murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat
kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. (9) Penderitaan dan
kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama
orang Yahudi dan juga orang Yunani, (10) tetapi kemuliaan, kehormatan dan
damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama
orang Yahudi, dan juga orang Yunani. (11) Sebab Allah tidak memandang bulu. (12)
Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum
Taurat; dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh
hukum Taurat. (13) Karena bukanlah orang yang mendengar hukum Taurat yang benar
di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan
dibenarkan.”.
Ay 7,10 kelihatannya menunjukkan bahwa orang yang
berbuat baik akan masuk surga dan ay 8,9 kelihatannya menunjukkan bahwa
orang-orang yang berbuat jahat akan dihukum / masuk neraka. Lalu ay 13 juga
kelihatannya menunjukkan bahwa orang-orang yang mentaati hukum Taurat akan
dibenarkan.
Jawab:
a) Sekalipun Tuhan
memang menjanjikan pahala bagi orang-orang yang berbuat baik, itu tak berarti
bahwa mereka layak mendapatkannya.
b) Ay 7,10
harus diartikan sama seperti penjelasan di atas, bahwa mereka ini adalah
orang-orang beriman, karena kalau tidak, mereka tidak akan bisa berbuat baik.
Perbuatan-perbuatan baik selalu merupakan buah dari iman.
c) Perhatikan
kata ‘tekun’ dalam ay 7.
Ay 7: “yaitu hidup kekal kepada mereka yang
dengan tekun
berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan,”.
Kalau ini mau diartikan sebagai keselamatan karena
perbuatan baik, maka ini menunjukkan bahwa orang berbuat baik bisa selamat,
kalau ia terus menerus, tanpa pernah jatuh satu kalipun, berbuat baik.
Dan jelas tidak mungkin ada orang yang bisa seperti itu. Ini berlaku untuk ay
7,10,13.
Penafsiran ini sesuai dengan Gal 3:10 - “Karena semua
orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk.
Sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala
sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.’”.
Kata-kata ‘orang, yang hidup dari pekerjaan hukum
Taurat’ menunjuk kepada ‘orang-orang
yang berusaha masuk surga dengan berbuat baik’. Perhatikan bahwa Paulus
mengatakan mereka itu ‘berada
di bawah kutuk’. Mengapa? Karena Gal
3:10b menyatakan bahwa orang yang ‘tidak setia’ melakukan ‘segala sesuatu’ dari hukum Taurat, adalah orang terkutuk. Ini jelas
tuntutan untuk taat secara sempurna, atau, orangnya terkutuk.
Kalau mau dibahas lebih dalam, maka Gal 3:10 dikutip
dari Ul 27:26.
Ul 27:26a - “Terkutuklah orang
yang tidak menepati perkataan hukum Taurat ini dengan perbuatan.”.
Ada perbedaan antara Gal 3:10b dengan Ul 27:26.
Bedanya adalah, dalam Gal 3:10b ini, Paulus mengatakan / menambahkan kata-kata ‘segala sesuatu’.
Dalam KJV/NKJV, Ul 27:26 mengandung
kata ‘all’ (= semua), sedangkan dalam RSV/NIV/NASB, Ul 27:26 tidak
mempunyai kata itu. Dalam semua manuscript bahasa Ibrani, Ul 27:26 tidak
mengandung kata ‘all’, sehingga ada yang
menganggap bahwa penyalin Kitab Suci sengaja membuang kata ini, supaya tidak
terlihat bahwa kita harus taat secara sempurna baru tidak terkutuk. Tetapi ada
6 manuscript non Ibrani, termasuk Septuaginta / LXX (Perjanjian Lama yang sudah
diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani), dimana Ul 27:26 mengandung kata ‘all’.
Dari semua ini bisa disimpulkan adanya
beberapa kemungkinan:
1. Ul 27:26 ini di dalam autographnya
(= manuscript aslinya) memang mengandung kata ‘all’ tetapi lalu dibuang
oleh para penyalin. Kalau ini yang benar, maka ini menunjukkan kurang ajarnya
para penyalin itu. Tetapi saya sendiri tidak terlalu yakin akan kemungkinan ini.
2. Ul 27:26 tidak mempunyai kata ‘all’
tetapi secara implicit kata itu ada.
3. Bisa juga bahwa sebetulnya Ul 27:26
memang tidak mengandung kata ‘all’, tetapi karena dalam Ul 28:1,15
ada kata ‘all’, maka Paulus menambahkan kata itu pada waktu mengutip Ul
27:26.
Ul 28:1,15 - “(1) ‘Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN,
Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintahNya yang kusampaikan kepadamu pada hari
ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi.
... (15) ‘Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak
melakukan dengan setia segala
perintah dan ketetapanNya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka segala
kutuk ini akan datang kepadamu dan mencapai engkau:”.
Catatan: Ul 28:1 terletak persis setelah Ul 27:26,
yang merupakan ayat terakhir dari Ul 27.
4. Paulus menafsirkan
bahwa Ul 27:26 itu maksudnya adalah ‘all
the words of the law’ (= semua kata-kata hukum Taurat).
Ingat bahwa kalau penulis Perjanjian Baru
menafsirkan Perjanjian Lama pada saat mereka menuliskan Firman Tuhan / Kitab
Suci, maka tafsiran mereka infallible (= tidak bisa salah), karena
mereka diilhami oleh Roh Kudus!
Jadi, keselamatan oleh perbuatan baik itu hanya ada
secara teori, tetapi secara praktis, itu sama sekali mustahil, karena tak ada
orang yang bisa taat secara sempurna (kecuali Yesus)!
Kita harus menafsirkan ayat-ayat di bawah ini secara
sama, yaitu bahwa Tuhan menghendaki ketaatan yang sempurna.
Im 18:4-5 - “(4) Kamu harus lakukan peraturanKu
dan harus berpegang pada ketetapanKu dengan hidup menurut semuanya itu; Akulah
TUHAN, Allahmu. (5) Sesungguhnya kamu harus berpegang pada ketetapanKu dan
peraturanKu. Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya; Akulah TUHAN.”.
5) Yeh 18:5-9,21-22,24,26-28
- “(5)
Kalau seseorang adalah orang benar dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, (6)
dan ia tidak makan daging persembahan di atas gunung atau tidak melihat kepada
berhala-berhala kaum Israel, tidak mencemari isteri sesamanya dan tidak
menghampiri perempuan waktu bercemar kain, (7) tidak menindas orang lain, ia
mengembalikan gadaian orang, tidak merampas apa-apa, memberi makan orang lapar,
memberi pakaian kepada orang telanjang, (8) tidak memungut bunga uang atau
mengambil riba, menjauhkan diri dari kecurangan, melakukan hukum yang benar di
antara manusia dengan manusia, (9) hidup menurut ketetapanKu dan tetap
mengikuti peraturanKu dengan berlaku setia - ialah orang benar, dan ia pasti
hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH. ... (21) Tetapi
jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang
pada segala ketetapanKu serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup,
ia tidak akan mati. (22) Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat-ingat
lagi terhadap dia; ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya. ... (24)
Jikalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan
seperti segala kekejian yang dilakukan oleh orang fasik - apakah ia akan hidup?
Segala kebenaran yang dilakukannya tidak akan diingat-ingat lagi. Ia harus mati
karena ia berobah setia dan karena dosa yang dilakukannya. ... (26) Kalau orang benar berbalik dari
kebenarannya dan melakukan kecurangan sehingga ia mati, ia harus mati karena kecurangan
yang dilakukannya. (27) Sebaliknya, kalau
orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya dan ia melakukan keadilan
dan kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya. (28) Ia insaf dan bertobat dari
segala durhaka yang dibuatnya, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.”.
Jawab:
a) Yeh 18:5-9
berbicara tentang orang benar (orang percaya) yang membuktikan imannya melalui
perbuatan baiknya. Maka ia akan hidup / selamat.
b) Yeh 18:21-22,27-28
menunjuk kepada orang jahat yang bertobat (tentu harus beriman), dan lalu
membuktikan imannya melalui perbuatan baiknya, maka ia juga akan hidup /
selamat.
c) Sedangkan
Yeh 18:24,26 menunjuk kepada orang yang hanya secara lahiriah
kelihatan benar. Kalau ia betul-betul adalah orang benar, tidak mungkin ia
murtad (1Yoh 2:19).
1Yoh 2:18-19 - “(18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu
yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan
datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu
ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. (19) Memang mereka berasal dari
antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika
mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama
dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua
mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.”.
Bahwa ia murtad, menunjukkan bahwa ia bukan
betul-betul orang benar, dan tentu saja karena hal itu ia akan binasa.
Catatan: dalam komentarnya tentang 1Yoh 2:19, Adam Clarke
hanya membahas bahwa Anti Kristus - Anti Kristus itu tidak sungguh-sungguh
Kristen, tetapi potongan kalimat “sebab jika mereka sungguh-sungguh
termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita.” dalam 1Yoh 2:19 sama sekali tidak ia komentari!
Kasus yang sama dengan Yeh 18:24,26 terjadi dalam
Yeh 3:20a - “Jikalau
seorang yang benar berbalik dari kebenarannya dan ia berbuat curang, dan Aku
meletakkan batu sandungan di hadapannya, ia akan mati.”.
Kasus yang lain lagi yang sama dengan ini adalah Yeh 33:13,18 - “(13) Kalau Aku berfirman kepada
orang benar: Engkau pasti hidup! - tetapi ia mengandalkan kebenarannya dan ia
berbuat curang, segala perbuatan-perbuatan kebenarannya tidak akan
diperhitungkan, dan ia harus mati dalam kecurangan yang diperbuatnya.
... (18) Jikalau
orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan, ia harus mati
karena itu.”.
Sekarang mari kita membandingkan dengan
Yeh 36:26-27 yang menjamin bahwa orang percaya tidak mungkin murtad.
Yeh 36:26-27 - “(26) Kamu akan Kuberikan hati yang baru,
dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati
yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. (27) RohKu akan Kuberikan
diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala
ketetapanKu dan tetap berpegang pada peraturan-peraturanKu dan melakukannya.”.
Mungkinkah Yehezkiel menentang sendiri ucapannya di
sini?
6) Yoh 3:36
- “Barangsiapa
percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak
taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap
ada di atasnya.’”.
KJV: ‘and he that
believeth not the Son’ (= dan Ia yang tidak percaya kepada Anak).
RSV: ‘he who does not
obey the Son’ (= ia yang tidak mentaati Anak).
NIV: ‘but whoever rejects
the Son’ (= tetapi siapapun menolak Anak).
NASB: ‘but he who does
not obey the Son’ (= tetapi ia yang tidak mentaati Anak).
Kata Yunani yang digunakan
adalah APEITHON dari kata dasar APEITHEO, yang bisa berarti ‘tidak percaya’,
‘menolak untuk diyakinkan’, ‘tidak taat’ (Bible Works 7).
Calvin menafsirkan kata ini
sebagai ‘tidak percaya’, dan banyak penafsir juga demikian. A. T. Robertson
mengartikan kata ini sebagai ‘tidak taat’ tetapi selanjutnya ia tidak
menafsirkan ayat ini. Pulpit Commentary menafsirkan kata Yunani ini sebagai
‘menolak untuk diyakinkan’. Adam Clarke kelihatannya menganggap bahwa artinya
adalah ‘tidak percaya’, dan karena tidak percaya, maka tidak ada ketaatan.
Adam Clarke: “‘He that
believeth not’ Or, obeyeth not - apeithoon: from a, the alpha negative, and peithoo, to persuade, or peithomai, to obey - the want of
the obedience of faith. The person who will not be persuaded, in consequence,
does not believe; and, not having believed, he cannot obey.” [= ‘Ia yang tidak
percaya’ Atau, tidak taat - APEITHOON: dari A, alfa negatif, dan PEITHOO,
meyakinkan, atau PEITHOMAI, taat - tidak adanya ketaatan dari iman. Orang yang
tidak mau diyakinkan, dan konsekwensinya, tidak percaya; dan, karena tidak
percaya, ia tidak bisa taat].
Catatan: alfa negatif itu A yang artinya ‘tidak / tidak ada’.
Misalnya Atheis (tak ada Allah).
Jadi, saya kira tentang ayat tak ada persoalan.
Penafsirannya adalah: atau orang itu tidak percaya, atau orang itu tidak
mempunyai ketaatan sebagai bukti dari iman.
7) Fil 2:12
- “Hai
saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut
dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi
terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,”.
Jawab:
a) Kata ‘keselamatan’ di sini artinya adalah ‘the
entire course of our calling’ (= seluruh jalan panggilan kita).
Jadi di sini kata ‘keselamatan’ itu mempunyai arti yang
berbeda dari biasanya. Di sini, ‘keselamatan’ itu mencakup daerah mulai
saat kita percaya sampai saat kita masuk surga.
b) Kata ‘kerjakan’ dalam bahasa Yunaninya adalah KATERGAZESTHE, yang
berasal dari kata kerja yang berarti ‘to bring to completion’ (=
menyelesaikan).
Jadi, ‘tetaplah kerjakan keselamatanmu’ berarti: dalam jalan saudara ikut Tuhan, jangan
berhenti di tengah jalan! Ikutlah terus dengan tekun, sampai akhir!
c) Kata-kata ‘dengan takut dan
gentar’.
1. Kata-kata
ini tentu tak berarti bahwa kita betul-betul harus ikut Tuhan dengan gemetaran!
Artinya adalah: Paulus menghendaki suatu usaha yang serius!
A. T. Robertson:
“Paul
has no sympathy with a cold and dead orthodoxy or formalism that knows nothing
of struggle and growth” (= Paulus tidak bersimpati dengan
kekolotan dan formalisme yang dingin dan mati, yang tidak mengenal pergumulan
dan pertumbuhan).
2. Kata-kata
ini juga menunjukkan bahwa dalam berusaha kita harus punya kerendahan hati,
yang diwujudkan dengan suatu kesadaran bahwa kita sebetulnya tidak bisa
melakukan hal itu dengan kekuatan kita sendiri.
Calvin: “‘With fear and
trembling.’ In this way he would have the Philippians testify and approve their
obedience - by being submissive and humble. Now the source of humility is this -
acknowledging how miserable we are, and devoid of all good. To this he calls
them in this statement. For whence comes pride, but from the assurance which
blind confidence produces, when we please ourselves, and are more puffed up
with confidence in our own virtue, than prepared to rest upon the grace of God.
In contrast with this vice is that fear to which he exhorts.” (= ‘Dengan takut dan gentar’. Dengan cara ini ia
menginginkan orang-orang Filipi untuk menyaksikan dan menunjukkan ketaatan
mereka - dengan tunduk dan rendah hati. Sumber dari kerendahan hati adalah ini
- pengakuan betapa menyedihkan adanya kita, dan tidak mempunyai apapun yang
baik. Kepada hal ini ia memanggil mereka dalam pernyataan ini. Karena dari mana
datangnya kesombongan, kecuali dari kepastian yang dihasilkan oleh keyakinan
yang buta, pada waktu kita menyenangkan diri kita sendiri, dan makin sombong
dengan keyakinan dalam kebaikan kita sendiri, dari pada siap untuk bersandar
pada kasih karunia Allah. Sebagai kontras dengan kejahatan ini adalah rasa
takut itu, kepada mana ia mendesak.).
Kesimpulan: ayat ini menekankan tanggung jawab kita.
Sekalipun kita diselamatkan oleh iman saja, dan sekalipun keselamatan kita
dijamin tidak bisa hilang, itu tak berarti kita boleh hidup santai / semau gue,
tetapi harus terus berusaha taat, bukan dengan sombong / keyakinan yang buta,
tetapi dengan rendah hati dan bersandar kepada Allah!
8) Wah 21:27
- “Tetapi
tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan
kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab
kehidupan Anak Domba itu.”.
Ibr 12:14 - “Berusahalah hidup damai dengan semua
orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan
melihat Tuhan.”.
Ada pendeta yang menggunakan Wah 21:27 itu
sebagai dasar bahwa untuk masuk surga harus suci. Tetapi baik Wah 21:27 maupun
Ibr 12:14 jelas tak mengajarkan kesucian / kekudusan sebagai dasar untuk
masuk surga, tetapi ini merupakan bukti iman, sehingga orang yang mempunyainya
menunjukkan dirinya sebagai orang beriman, dan itu yang menyebabkan dia masuk
surga. Perhatikan juga bahwa orang yang namanya tertulis dalam kitab kehidupan
(Wah 21:27b) jelas adalah orang percaya.
9) Kis 10:34-36
- “(34)
Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: ‘Sesungguhnya aku telah mengerti,
bahwa Allah tidak membedakan orang. (35) Setiap orang dari bangsa manapun yang takut
akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepadaNya. (36) Itulah firman yang Ia suruh
sampaikan kepada orang-orang Israel, yaitu firman yang memberitakan damai
sejahtera oleh Yesus Kristus, yang adalah Tuhan dari semua orang.”.
Ada beberapa hal yang perlu dipersoalkan tentang text
ini:
a) Penekanan
dari ayat ini, kalau dilihat dari seluruh kontext (Kis 10), adalah bahwa Tuhan
tidak membedakan antara orang Yahudi dan orang non Yahudi.
Dalam Perjanjian Lama, memang keduanya sangat
dibedakan, tetapi dalam Perjanjian Baru (sejak kematian dan kebangkitan
Kristus), maka tembok pemisah antara keduanya sudah diruntuhkan, dan tak ada
lagi pembedaan.
Ef 2:11-21 - “(11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu
kamu - sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut
orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya ‘sunat’, yaitu
sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, - (12) bahwa waktu itu kamu
tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam
ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam
dunia. (13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu ‘jauh’,
sudah menjadi ‘dekat’ oleh darah Kristus. (14) Karena Dialah damai sejahtera
kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok
pemisah, yaitu perseteruan, (15) sebab dengan matiNya sebagai manusia Ia
telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk
menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diriNya, dan dengan itu
mengadakan damai sejahtera, (16) dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam
satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib
itu. (17) Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang ‘jauh’
dan damai sejahtera kepada mereka yang ‘dekat’, (18) karena oleh Dia kita
kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. (19) Demikianlah
kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang
kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, (20) yang dibangun di atas dasar para
rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. (21) Di dalam
Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di
dalam Tuhan.”.
Ro 10:12 - “Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi
dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua
orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepadaNya.”.
1Kor 12:13 - “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang
Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah
dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.”.
Gal 3:28 - “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang
Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau
perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.”.
Kol 3:11 - “dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang
Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang
Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala
sesuatu.”.
b) Ay 35
mengatakan ‘takut
akan Dia dan mengamalkan kebenaran’.
Kebanyakan penafsir yang
menganggap bahwa kata-kata ‘takut akan Allah’ menunjuk pada kesalehan terhadap Allah,
sedangkan kata-kata ‘mengamalkan
kebenaran’
menunjuk pada kesalehan terhadap sesama manusia.
c) Kornelius jelas
adalah orang yang sudah beriman.
Sekalipun ia adalah orang non Yahudi, tetapi pasti
sudah mendengar Firman Tuhan (Perjanjian Lama). Kornelius pasti adalah orang
beriman, biarpun imannya merupakan iman Perjanjian Lama (percaya kepada Mesias
yang akan datang). Berdasarkan apa saya yakin bahwa ia mempunyai iman
Perjanjian Lama? Perhatikan text di bawah ini.
Kis 10:2-3,22,30 - “(2)
Ia saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak
sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah. (3) Dalam suatu
penglihatan, kira-kira jam tiga petang, jelas tampak kepadanya seorang malaikat
Allah masuk ke rumahnya dan berkata kepadanya: ‘Kornelius!’ ... (22) Jawab mereka:
‘Kornelius, seorang perwira yang tulus hati dan takut akan Allah, dan yang
terkenal baik di antara seluruh bangsa Yahudi, telah menerima penyataan Allah
dengan perantaraan seorang malaikat kudus, supaya ia mengundang engkau ke
rumahnya dan mendengar apa yang akan kaukatakan.’ ... (30) Jawab Kornelius:
‘Empat hari yang lalu kira-kira pada waktu yang sama seperti sekarang, yaitu
jam tiga petang, aku sedang berdoa di rumah. Tiba-tiba ada seorang berdiri di
depanku, pakaiannya berkilau-kilauan”.
Dari text ini terlihat bahwa:
1. Ia
berdoa pada pk 3 petang, yang merupakan jam doa Yahudi (ay 3,30).
Adam Clarke: “It was about the
ninth hour of the day, answering to our three o’clock in the afternoon (see
note at Acts 3:1), the time of public prayer, according to the custom of the
Jews”
[= Itu kira-kira jam yang ke 9 dari hari itu, sesuai dengan pk. 3 petang (lihat
catatan pada Kis 3:1), saat doa umum, menurut kebiasaan orang-orang Yahudi].
2. Ia
banyak memberi sedekah kepada orang-orang Yahudi (ay 2)!
Perhatikan bahwa di sini dikatakan bahwa ia memberi
banyak sedekah secara khusus kepada umat Yahudi. Ia bisa melakukan hal
itu, tidak bisa tidak, karena ia setuju dengan ajaran agama mereka, dan merasa
berhutang budi pada ajaran agama mereka yang telah ia terima sebagai kebenaran!
3. Ia
terkenal baik di antara seluruh bangsa Yahudi (ay 22).
Calvin (tentang ay
22): “‘Cornelius,
a just man.’ Cornelius’ servants commend their master not
ambitiously, or to the end they may flatter him, but that Peter may the less
abhor his company. And for this cause they say that he was approved of the
Jews, that Peter may know that he was not estranged from true and sincere
godliness. For even those which were superstitious, though they served idols,
did boast that they were worshippers of God. But Cornelius could not have
the Jews, who retained the worship of the true God alone, to be witnesses of
his godliness, unless he had professed that he worshipped the God of Abraham
with them” (= ‘Kornelius,
orang benar’. Pelayan-pelayan Kornelius memuji tuan mereka bukan secara
ambisius, atau dengan tujuan untuk menjilatnya, tetapi supaya Petrus bisa
berkurang dalam kejijikannya terhadap kumpulannya. Dan untuk alasan ini mereka
berkata bahwa ia direstui oleh orang-orang Yahudi, supaya Petrus tahu bahwa
ia bukanlah orang yang asing / jauh dari kesalehan yang benar dan tulus. Karena
bahkan mereka yang mempercayai takhyul, sekalipun mereka menyembah berhala,
membanggakan diri bahwa mereka adalah penyembah-penyembah Allah. Tetapi
Kornelius tidak bisa mempunyai orang-orang Yahudi, yang mempertahankan
penyembahan terhadap Allah yang benar saja, menjadi saksi-saksi dari
kesalehannya, kecuali ia telah mengaku bahwa ia menyembah Allah dari Abraham
bersama mereka).
Calvin, dalam kata-katanya yang telah saya kutip di
atas ini, secara benar menjadikan ini sebagai bukti bahwa Kornelius pasti
setuju dengan agama Yahudi, karena kalau tidak, tidak mungkin ia akan terkenal
baik dalam kalangan bangsa Yahudi.
Ingat bahwa orang-orang Yahudi adalah bangsa yang
sangat fanatik dalam hal agama, dan karena itu tidak mungkin sekedar karena
sedekah dari Kornelius kepada orang-orang Yahudi menyebabkan ia bisa terkenal
baik dalam kalangan orang-orang Yahudi, kalau ia tidak setuju dengan agama
Yahudi.
4. Ia
disebut sebagai ‘orang
yang benar’.
Dalam ay 22 Kitab Suci Indonesia menyebutkan Kornelius
sebagai seorang perwira yang ‘tulus hati’. Ini terjemahan yang salah.
KJV: ‘a just man’ (= seorang yang adil / benar).
RSV: ‘an upright ...
man’ (= seorang
... yang lurus / jujur).
NIV/NASB: ‘a righteous ... man’ (= seorang ... yang benar).
Kata Yunani yang dipakai adalah DIKAIOS, dan menurut
saya terjemahan ‘orang
benar’ adalah yang terbaik.
Bdk. Ro 3:10 - “seperti
ada tertulis: ‘Tidak ada yang benar, seorangpun tidak”.
Ia hanya bisa dikatakan sebagai ‘orang benar’ kalau ia mempunyai iman, dan ia tidak mungkin bisa
mempunyai iman Perjanjian Baru, karena ia belum pernah mendengar Injil
Perjanjian Baru sepenuhnya.
5. Juga
kalau dilihat dari Kis 10:4,31,35 jelas bahwa Kornelius berkenan di
hadapan Allah.
Kis 10:4,31,35 - “(4)
Ia menatap malaikat itu dan dengan takut ia berkata: ‘Ada apa, Tuhan?’ Jawab
malaikat itu: ‘Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan
Allah mengingat engkau. ... (31) dan ia berkata: Kornelius, doamu telah
didengarkan Allah dan sedekahmu telah diingatkan di hadapanNya. ... (35)
Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan
kebenaran berkenan kepadaNya.”.
Ia tidak mungkin bisa berkenan kepada Allah kecuali ia
beriman!
Bdk. Ibr 11:4-6 - “(4)
Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik
dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya,
bahwa ia benar, karena Allah berkenan
akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati.
(5) Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia
tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat,
ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan
kepada Allah. (6) Tetapi tanpa
iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa
berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah
memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.”.
Jadi, kalau Kornelius bisa dipuji-puji karena tindakan-tindakan salehnya,
tidak bisa tidak, ia pasti adalah orang beriman.
d) Tetapi bagaimanapun juga Kornelius perlu
ditambah pengetahuannya tentang Injil, dan karena itu kalau kita lihat
Kis 10:36-43, Petrus memberitakan Injil kepada dia dan keluarganya.
Kis 10:36-43 - “(36) Itulah
firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel, yaitu firman yang
memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus, yang adalah Tuhan dari semua
orang. (37) Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah
Yudea, mulai dari Galilea, sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes, (38)
yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh
Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan
menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia. (39) Dan
kami adalah saksi dari segala sesuatu yang diperbuatNya di tanah Yudea maupun
di Yerusalem; dan mereka telah membunuh Dia dan menggantung Dia pada kayu
salib. (40) Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah
berkenan, bahwa Ia menampakkan diri, (41) bukan kepada seluruh bangsa, tetapi
kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada
kami yang telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit
dari antara orang mati. (42) Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada
seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim
atas orang-orang hidup dan orang-orang mati. (43) Tentang Dialah semua nabi
bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepadaNya, ia akan mendapat pengampunan
dosa oleh karena namaNya.’”.
Kesimpulan: jelaslah
bahwa Kornelius pada saat itu adalah orang beriman, biarpun imannya adalah iman Perjanjian Lama, tetapi ini tetap menyebabkan ia sudah
bisa membuahkan perbuatan baik dalam kehidupannya.
Jadi jelas, bahwa
Kis 10:34-35 tidak bisa dipakai sebagai dasar untuk mengajar keselamatan
karena perbuatan baik!
10) Yak 2:14-26
- “(14)
Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai
iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan
dia? (15) Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan
kekurangan makanan sehari-hari, (16) dan seorang dari antara kamu berkata: ‘Selamat
jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!’, tetapi ia tidak
memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? (17) Demikian
juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu
pada hakekatnya adalah mati. (18) Tetapi mungkin ada orang berkata: ‘Padamu ada
iman dan padaku ada perbuatan’, aku akan menjawab dia: ‘Tunjukkanlah kepadaku
imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari
perbuatan-perbuatanku.’ (19) Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja?
Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar. (20)
Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa
perbuatan adalah iman yang kosong? (21) Bukankah
Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia
mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? (22) Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan
perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.
(23) Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: ‘Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah
memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.’ Karena itu Abraham
disebut: ‘Sahabat Allah.’ (24) Jadi
kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan
hanya karena iman. (25) Dan bukankah
demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya,
ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu
menolong mereka lolos melalui jalan yang lain? (26) Sebab seperti
tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan
adalah mati.”.
Jawab:
Kalau kita sudah pernah membaca surat-surat Paulus,
maka kita akan melihat bahwa kelihatannya bagian surat Yakobus ini bertentangan
dengan banyak bagian surat-surat Paulus.
Contoh:
a) Ro 3:28
kelihatannya bertentangan dengan Yak 2:24.
Ro 3:28 - “Karena
kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan
hukum Taurat.”.
Yak 2:24 - “Jadi
kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan
hanya karena iman.”.
b) Ro 4:1-4
dan Gal 3:6 kelihatannya bertentangan dengan Yak 2:21.
Ro 4:1-4 - “(1) Jadi apakah
akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani kita? (2) Sebab jikalau
Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah,
tetapi tidak di hadapan Allah. (3) Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? ‘Lalu
percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya
sebagai kebenaran.’ (4) Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak
diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya.”.
Gal 3:6 - “Secara
itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu
kepadanya sebagai kebenaran.”.
Yak 2:21 - “Bukankah
Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia
mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah?”.
c) Ef 2:8-9
kelihatannya bertentangan dengan Yak 2:24.
Ef 2:8-9 - “(8)
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil
usahamu, tetapi pemberian Allah, (9) itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada
orang yang memegahkan diri.”.
Yak 2:24 - “Jadi
kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan
hanya karena iman.”.
Juga kelihatannya Ibr 11:31 bertentangan dengan Yak
2:25.
Ibr 11:31 - “Karena
iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan
orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan
baik.”.
Yak 2:25 - “Dan
bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena
perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu
di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain?”.
Ada beberapa hal yang perlu dimengerti untuk bisa
memperdamaikan / mengharmoniskan Paulus dan Yakobus:
1. Adanya
perbedaan tujuan.
Paulus menuliskan suratnya untuk orang-orang yang
terpengaruh oleh ajaran Yahudi yang menekankan keselamatan karena perbuatan
baik.
Bdk. Kis 15:1-2 - “(1)
Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara
di situ: ‘Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh
Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.’ (2) Tetapi Paulus dan Barnabas dengan
keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya
Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada
rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu.”.
Karena itu Paulus justru menekankan habis-habisan
bahwa hanya imanlah yang menyebabkan kita diselamatkan (Gal 2:16,21 Ef 2:8-9).
Tetapi Yakobus menulis kepada orang-orang yang
sekalipun mengaku sebagai orang kristen, tetapi hidupnya sama sekali tidak
mirip hidup kristen. Karena itu ia justru menekankan perbuatan baik.
2. Adanya
perbedaan penggunaan istilah.
a. Istilah
‘pekerjaan / perbuatan baik’.
Kalau Paulus menggunakan istilah ini maka ia
memaksudkannya sebagai sesuatu yang digunakan untuk menyelamatkan diri kita.
Karena itu maka ia berkata bahwa perbuatan baik tidak diperlukan (yang
menyebabkan kita selamat hanyalah iman!).
Tetapi kalau Yakobus menggunakan istilah ini, ia
memaksudkannya sebagai akibat / hasil dari keselamatan. Karena itu ia
mengatakan bahwa perbuatan baik harus ada dalam diri orang kristen.
b. Istilah
‘iman / percaya’.
Kalau Paulus menggunakan istilah ini, maka ia menunjuk
pada iman kepada Yesus Kristus.
Tetapi kalau Yakobus menggunakan istilah ini, maka ia
memaksudkan ‘pengakuan percaya dengan mulut’ (bdk. ay 14 - ‘seorang mengatakan
bahwa ia mempunyai iman’).
Perkecualiannya adalah Yak 2:23, karena di sana Yakobus mengutip dari Kej
15:6.
c. Istilah
‘dibenarkan’.
Kalau Paulus menggunakan istilah ini, maka artinya
adalah ‘orangnya dibenarkan oleh Allah’.
Tetapi kalau Yakobus memakai istilah ini, maka
maksudnya adalah ‘pengakuan orang itu yang dibenarkan’ (artinya: pengakuannya
benar / tidak dusta).
Catatan:
(1) Kita
harus membedakan arti dari istilah-istilah ini, karena kalau tidak, maka kita
akan betul-betul mendapatkan kontradiksi yang tidak terhamoniskan antara
Yakobus dan Paulus.
Pembedaan arti untuk istilah yang sama juga terjadi
dalam kasus di bawah ini:
Mat 5:17-18 - “(17) ‘Janganlah kamu menyangka,
bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku
datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. (18) Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu
iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum
semuanya terjadi.”.
Ef 2:15 - “sebab
dengan matiNya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan
segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu
manusia baru di dalam diriNya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,”.
Dalam kedua text di atas ada
istilah ‘hukum Taurat’. Tetapi kalau dalam Mat 5:17-18 dikatakan bahwa hukum
Taurat tidak akan ditiadakan, maka dalam Ef 2:15 dikatakan bahwa pada saat
kematian Yesus hukum Taurat itu dibatalkan. Satu-satunya cara untuk
mengharmoniskan kedua text ini adalah dengan memberikan arti yang berbeda untuk
istilah ‘hukum Taurat’ itu. Dalam Mat 5:17-18, istilah ‘hukum Taurat’
harus diartikan hukum moral, sedangkan dalam Ef 2:15, istilah ‘hukum
Taurat’ itu harus diartikan ‘ceremonial law’ (= hukum yang berhubungan
dengan upacara keagamaan).
Kalau pembedaan arti untuk
istilah yang sama boleh dilakukan di sini, mengapa tidak boleh juga dilakukan
untuk mengharmoniskan Yakobus dengan Paulus?
(2) Kalau
saudara mau mengerti Yak 2:14-26 ini dengan benar, maka adalah sesuatu
yang mutlak penting bagi saudara untuk mengingat dengan baik cara Yakobus
menggunakan istilah-istilah di atas!
Kesimpulan:
Dalam Yak 2:14-26 ini Yakobus punya satu tujuan
pengajaran: pengakuan percaya tidak boleh / tidak bisa dipisahkan dari
perbuatan baik. Sebaliknya pengakuan percaya harus dibuktikan kebenarannya melalui
perbuatan baik.
Mungkin ia menuliskan bagian ini untuk memberi
keseimbangan terhadap doktrin salvation by faith (= keselamatan oleh
iman) yang diajarkan oleh Paulus.
Kemungkinan yang lain adalah: ia menuliskan ini untuk
memberi keseimbangan terhadap tulisannya sendiri tentang ‘hukum yang
memerdekakan’ (Yak 1:25 2:12). Dengan demikian secara keseluruhan ia
mengajarkan bahwa sekalipun orang kristen sudah dimerdekakan dari dosa oleh
iman kepada Kristus, itu tidak boleh diartikan bahwa orang kristen lalu merdeka
untuk berbuat dosa!
Satu hal yang tak boleh dilupakan adalah bahwa dalam
kontext Yak 2:14-26 itu sendiri, Yakobus tetap menunjukkan kepercayaan
yang sama dengan Paulus, yaitu keselamatan karena iman saja, yaitu dalam Yak
2:23 dimana ia mengutip Kej 15:6.
Yak 2:23 - “Dengan jalan demikian genaplah
nas yang mengatakan: ‘Lalu percayalah
Abraham kepada Allah, maka Allah
memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.’ Karena itu
Abraham disebut: ‘Sahabat Allah.’”.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah bahwa iman
tidak mungkin digabungkan dengan perbuatan baik sebagai syarat keselamatan,
karena adanya ayat ini.
Ro 11:5-6 - “(5) Demikian juga pada waktu
ini ada tinggal suatu sisa, menurut pilihan kasih karunia. (6) Tetapi jika
hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab
jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia.”.
Kesimpulan tentang semua ayat-ayat yang seakan-akan menunjukkan
keselamatan karena perbuatan baik. Ada beberapa kemungkinan:
1. Perbuatan baik merupakan bukti dari iman, dan
adanya perbuatan baik menunjukkan adanya iman, dan sebaliknya, adanya iman
pasti menimbulkan perbuatan baik.
2. Tujuannya ayat-ayat seperti itu adalah
mendorong orang Kristen supaya berbuat baik.
3. Perbuatan baik hanya menyelamatkan, kalau
perbuatan baik itu dilakukan secara sempurna (tanpa pernah gagal / berbuat
dosa).
4. Perbuatan baik itu
merupakan tanggung jawab orang percaya.
Yang jelas, tidak ada ayat dimana perbuatan baik betul-betul dinyatakan
sebagai sesuatu yang bisa menyelamatkan kita, atau membantu kita dalam
keselamatan kita. Kalau untuk keselamatan, maka karya Kristus di atas kayu
salib sudah cukup, dan kita hanya perlu percaya kepada Dia.
0 Response to "Ayat-ayat yang Seolah-olah Menunjukkan Keselamatan Karena Perbuatan Baik"
Post a Comment